Rektor UIN Datokarama: Kelurahan Lere akan Dijadikan sebagai Kawasan Budaya

oleh -
FOTO: IST

PALU – Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu akan membangun museum budaya di lokasi yang dihibahkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng) melalui Gubernur Rusdy Mastura, di Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat.

“Nantinya, museum tersebut akan diberi nama Museum Datokarama, tidak terlepas nama yang disanding di belakang UIN, yaitu Datokarama sebagai tokoh penyiar Islam di Lembah Palu,” kata Rektor UIN Datokarama Palu, Prof. Lukman S. Thahir, pada kegiatan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UIN, di Aula Kesbangpol Palu, Sabtu (13/07).

Menurutnya, Kelurahan Lere di Kecamatan Palu Barat akan dijadikan sebagai kawasan budaya di Kota Palu. Kawasan budaya ini sebagai suatu konsep dalam antropologi, di mana dalam suatu wilayah geografis dan rangkaian waktu atau wilayah umur dicirikan oleh unsur-unsur lingkungan dan budaya yang sama. 

“Sebagai suatu bentuk dalam implementasi Tridharma Perguruan Tinggi di Bidang Pengabdian Masyarakat, maka UIN Datokarama Palu memiliki peran strategis dalam melindungi kebudayaan sebagai hasil warisan para pendahulu kita,” katanya.

Prof Lukman mengungkapkan alasan mengapa pihaknya memilih Kelurahan Lere untuk dijadikan kawasan budaya. Menurutnya, di Kelurahan Lere terdapat situs-situs kebudayaan, seperti makam Datokarama, Sou Raja yang wilayahnya terkoneksi secara geografis dengan kampus UIN Datokarama Palu.

Untuk menjadikan kawasan budaya di Kelurahan Lere, UNI Datakorama melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) akan melaksanakan Focus Grouf Disscusion (FGD) yang akan melibatkan Pemprov Sulteng dan Pemerintah Kota (Pemkot) Palu.

Ketua LPPM UIN Datokarama Palu, Dr. Sahran Raden, mengatakan, FGD itu untuk mendiskusikan kebijakan penentuan kawasan budaya yang akan melibatkan semua pihak secara partisipatif.

“Penentuan kawasan budaya di Keluarahan Lere perlu dibicarskan dulu dengan pemerintah daerah, di mana nantinya kawasan budaya ini dapat dijadikan sebagai potensi pariwisata religi di Kota Palu,” ujarnya.

Kata dia, keberadaan makam Datokarama, Sou Raja dapat menjadi nilai kawasan budaya dan religi. Makam Datokarama memberikan kekuatan nilai religi membuat kawasan ini sebagai pusat religi yang juga terkonekasi dengan kawasan religi SIS Aljufri di Alkahiraat.

“Sehingga kawasan ini dapat memiliki pengaruh secara lokal, regional dan nasional terhadap pariwisata religi di Kota Palu,” jelasnya.

Menurut Sahran, nilai histori akan berperan meningkatkan kawasan ini menjadi cagar budaya yang aktif dan tidak pasif, apalagi statis.

“Kawasan ini juga bisa menjadi nilai sosial-budaya yang tumbuh di masyarakat Kota Palu, dapat menjadi kekuatan kebersamaan. Demikian pula nilai ruang ekonominya, dapat meningkatkan peran perdagangan dengan skala lokal, regional dan nasional,” imbuhnya. (RIFAY)