PALU – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Profesor Lukman Thahir, menyatakan bahwa dosen sejatinya merupakan guru yang berperan untuk mengembangkan karakter pelajar di antaranya menumbuhkan empati.

Pernyataan itu disampaikan oleh Rektor Profesor Lukman Thahir dalam Upacara Memperingati Hari Guru Nasional (HGN) 2025 Tingkat UIN Datokarama, yang diikuti seluruh dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa.

Peringatan ini menjadi momen penting bagi sivitas akademika untuk merefleksikan peran strategis pendidik, khususnya dosen, di tengah tantangan zaman.

Prof. Lukman menegaskan bahwa dosen tidak hanya bertugas sebagai transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai guru yang berperan mengembangkan karakter pelajar.

“Peringatan Hari Guru Nasional ini harus menjadi momentum bagi kita semua, khususnya para dosen. Di balik gelar akademik dan keilmuan yang tinggi, kita adalah guru bagi mahasiswa kita. Peran kita tidak berhenti di kelas. Kita harus menjadi teladan moral dan pengembang karakter, karena karakter yang kuat adalah fondasi utama bagi kemajuan bangsa,” ujar Rektor.

Dalam upacara tersebut, Rektor Profesor Lukman Thahir juga membaca sambutan Menteri Agama RI Nasaruddin Umar. Dalam sambutan tersebut, disebutkan bahwa guru adalah pilar utama pembangunan pendidikan. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh sistem pendidikan yang tanggung jawab besarnya berada di pundak guru. Sejarah dunia mencatat, ketika bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki dalam Perang Dunia Kedua tahun 1942 – 1945 yang mengakibatkan Jepang menyerah kalah tanpa syarat kepada Sekutu, satu pertanyaan Kaisar kepada menterinya adalah: Berapa guru yang tersisa? Ia yakin dari tangan guru-guru yang tersisa, akan lahir pemimpin-pemimpin bangsa yang baru.

Sejarah dunia menunjukkan bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang. Kesalahan dalam membangun sektor lain dapat diperbaiki dalam waktu singkat, tetapi kesalahan dalam pendidikan akan berdampak lintas generasi. Karena itu, sistem pendidikan nasional harus disusun dengan penuh pertimbangan, kecermatan, dan keutuhan visi kebangsaan.

Di tengah perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan, kita menyadari bahwa peran guru tidak dapat digantikan. Pendidikan bukan hanya transfer pengetahuan, tetapi pembentukan karakter, akhlak, serta budi pekerti. Hanya manusia terdidik yang dapat mendidik manusia. Guru adalah profesi yang melahirkan profesi-profesi lain. Dari ruang kelas dan bimbingan guru, lahir dokter, ulama, dosen, pemimpin masyarakat, negarawan, serta generasi penerus bangsa di masa depan.***