Rektor: Saya Merasa Hanya 30 Persen Program yang Jalan

oleh -
Rektor IAIN Palu, Prof. Seggaf S. Pettalongi

PALU – Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Prof. Segaf S. Pettalongi mengaku, selama satu tahun menjabat, baru 30 persen programnya yang jalan.

“Karena menurut saya target-target utama yang indikator pencapaian mutu masih jauh,” akunya, usai melantik puluhan pejabat di lingkungan IAIN Palu, pekan lalu.

Dia mencontohkan, dirinya telah menargetkan jurnal di IAIN harus ada yang terakreditasi sebagai indicator mutu. Namun, kata dia, sudah masuk Sinta dan Grintek, tetapi belum masuk di morarel, sehingga nilai tulisan itu setara dengan tulisan jurnal terakreditas bahkan setara dengan jurnal internasional.

“Sehingga pada akhirnya aspeknya itu kepada kita semua kalau kita mau naik pangkat apalagi guru besar. Itu harus ada jurnal seperti itu. Kalau kita sudah miliki kita akan semakin mudah. Ini belum, walaupun sebenarnya ada pergerakan tapi saya menganggap lambat sekali, jadi saya kira perlu kita bersinergi lagi. Tentu salah satu penyebabnya adalah gempa kemarin. Sekarang ini kita relatif menata kembali dari nol,” terangnya.

BACA JUGA :  Anwar Hafid Dinilai Paling Peduli kepada Rakyat Kecil

Kemudian yang dianggapnya tidak jalan adalah akreditasi program studi (Prodi). Prodi di IAIN yang terakhir terakreditasi C ada 13 dan tahun 2018 melalui Daftar Isian Pelaksanaanj Anggaran (DIPA) dia sudah menyiapkan bahkan sudah merevisi dana menjadi Rp190 juta untuk akreditasi, tetapi tidak juga dilaksanakan.

“Yang mampu mengakreditasi program studinya, itu saja yang saya minta, bukan yang lain.  Karena itu para pejabat di fakultas harus mampu mempercepat proses akreditasi prodi,” tekannya.

BACA JUGA :  KPU Sulteng Mitigasi Pelanggaran di Tahap Pemungutan dan Penghitungan Suara

Kata Segaf, saat ini ukuran mutu lembaga sudah dipetakan, akreditas A standar internasional, akreditas B standar nasional dan akreditas C standar lokal. Sementara IAIN Palu sejak tahun 2017, dari 21 prodinya, ada 13 yang hanya terakreditasi C.

“Itu tandanya lebih 50 persen prodi di perguruan tinggi kita ini memiliki standar lokal. Jika dekan mampu mengakreditaskan prodi A atau minimal B, saya menganggap dekan dan seluruh jajarannya sudah berhasil,” katanya.

Dia pun mengajak seluruh civitas akademika IAIN untuk bekerja sama mengembangkan IAIN lebih baik lagi. (YAMIN)