PALU – Universitas Tadulako (Untad) kembali menamatkan 1.071 sarjana pada kegiatan wisuda ke-92, di Gedung Auditorium Utama, Kamis (05/07).
Mereka yang diwisuda kemarin, masing-masing dari Pascasarjana 27 orang, Fakultas Kedokteran 61 orang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) 51 orang, Fakultas Hukum (FAKUM) 153 orang, Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) 316 orang.
Kemudian Fakultas Tehnik (Fatek) 47 orang, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) 16 orang, Fakultas Peternakan (Fapetkan) 20 orang, Fakultas MIPA 71 orang, Fakultas Ekonomi (Fekon) 88 orang, Fakultas Kehutanan (Fahut) 42 orang dan Fakultas Peternakan (Faperta) 73 orang.
Dari lulusan itu, beberapa di antaranya meraih hasil akademik terbaik, yakni Dr. Husein Mohammad Saleh dari Program Doktoral Ilmu Ekonomi yang menyelesaikan pendidikan selama 3 tahun 9 bulan dan 4 hari dengan IPK 3,93.
Untuk jenjang S2, Rita Suirlan mendapat predikat cum laude, dengan lama studi 1 tahun 9 bulan dan 22 hari. Untuk jenjang S1, wisudawan dengan IPK tertinggi 3,98 diraih Mafirani Syam dari FKIP Jurusan Pendidikan Fisika.
Sementara wisudawan tercepat diraih Anisa Hardianty dengan masa studi 3 tahun, 8 bulan dan 8 hari. Untuk wisudawan termuda, Fitria Amanda dari Prodi Kedokteran, lahir di Palu 23 Februari 1998 atau berusia 20 tahun, 4 bulan dan 12 hari.
Rektor Untad, Prof Muhammad Basir mengatakan, alumni yang baru diwisuda adalah sosok pilihan yang dirahmati Allah SWT. Pasalnya, tidak semua yang terdaftar sebagai mahasiswa Untad diberi jalan menuju hari wisuda.
“Untuk angkatan 2011 misalnya, terdapat 1.668 orang yang terancam DO hingga 30 Juni 2018,” katanya.
Rektor berpesan kepada para wisudawan agar ketika terjun di tengah masyarakat, bisa mengembangkan semua potensi dan talenta yang dimiliki.
“Sebab bangsa ini membutuhkan generasi muda yang futuris dan selalu mampu membangun kerja sama, dan kebersamaan alumni adalah permata Tadulako. Kokoh hatinya, tajam tatapannya dan brilian gagasannya namun tetap menghargai orang tua yang mendidik dan membesarkannya. Kalian bukan siapa-siapa tanpa orang tua yang sejati,” pesannya.
“Selamat jalan anak-anakku. Kalian dilepas bukan karena dibenci, melaikan karena bangsa ini membutuhkanmu. Jangan lupa, almamater tetap menanti kabar gembira atas capaian yang digenggamnya di kelak kemudian,” tandas Rektor. (YAMIN)