BALUT – Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dari Fraksi Gerinda, Hj. Winiar Hidayat Lamakarate, merealisasikan bantuan berupa alat-alat kebidanan (Bidan KIT) di Kabupaten Banggai Laut (Balut), baru-baru ini.
Program bantuan yang bersumber dari dana pokok pikiran (pokir) Winiar Hidayat Lamakaret itu sudah dijalankan secara bertahap selama dua tahun berturut-turut, melalui kerja sama dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Balut.
Hingga saat ini, Winiar telah merealisasikan sebanyak 40 paket alat-alat kebidanan di Kabupaten Balut.
Menurut Hj. Winiar Hidayat Lamakarate, program ini diharapkan dapat membantu mempermudah kerja-kerja bidan di Kabupaten Balut sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan anak di daerah itu.
“Karena Kabupaten Balut adalah daerah yg cakupan wilayahnya terdiri atas pulau-pulau sehingga perlu kiranya menjadi perhatian kita dalam pengadaan sarana dan prasana kesehatan, apalagi berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak,” katanya.
Di Balut sendiri, kata dia, kasus ibu melahirkan di atas perahu (katinting) bukanlah hal yang baru dan sudah menjadi hal biasa.
“Sehingga harapannya hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi. Ini menjadi PR saya dari saya awal dilantik sebagai anggota DPRD sampai sekarang. Selaku perwakilan perempuan di parlemen, saya pastinya akan konsisten dalam menyuarakan dan memperjuangkan hak-hak perempuan,” ucap Winiar.
Tentunya, kata dia, apa yang dilakukan hari ini belum ada apa-apanya dibandingakn dengan kerja-kerja para bidan desa di Kabupaten Balut. Namun setidaknya, kata dia, program ini dapat memberikan semangat baru kepada para bidan yang ada di Kabupaten Balut untuk tetap semangat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Balut, menyampaikan terima kasih atas bantuan Bidan KIT tersebut.
“Alhamdulilah kami ucapkan terima kasih banyak kepada ibu dewan atas perhatiannya kepada kami bidan-bidan Kabupaten Banggai Laut. Semoha dengan bantuan ini, ke depannya kematian ibu dan anak di balut menjadi nol,” harapnya.
Di tahun 2022 lalu, kata dia, angka kematian ibu melahirkan di Balut hanya satu kasus, sekaligus angka terendah prevalensi stunting se Provinsi Sulteng. */RIFAY