PALU – Tim Pengelola Data Investasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Teguh Ananta menyampaikan, secara Rinci Realisasi Investasi Provinsi Sulteng.
Teguh Ananta menyampaikan hal itu dihadapan Gubernur, H. Rusdy Mastura, yang didampingi Tim Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan, Moh. Hamdin dan Tim Ahli Gubernur Bidang Percepatan Pembangunan, Dharma Gunawan Mochtar, Tim Ahli Gubernur Bidang Fiskal dan Investasi Daerah, Andika, di Kantor Gubernur Sulteng, Senin (9/01).
Teguh Ananta mengatakan, data perkembangan Investasi dari Tahun 2019 hingga 2022, dimana Realisasi Investasi Tahun 2019 Realisasi sebesar Rp31,51 Triliun dari Target 20,08 Triliun. Tahun 2020 realisasi sebesar Rp30,88 Triliun dari Target Rp24,20 Triliun. Tahun 2021 realisasi Rp42,69 Triliun dari target Rp31,75 Triliun, dan TW III Tahun 2022 realisasi investasi sebesar Rp76,44 Triliun dari target Rp53,09 Triliun.
“Realisasi investasi Tahun 2022 sampai akhir Tahun 2022 bisa mencapai Rp100 Triliun,” katanya.
Selanjutnya Teguh Ananta juga menyampaikan, daerah investasi terbesar di Sulteng berada di Kabupaten Morowali, Morowali Utara, Kabupaten Poso dan Kota Palu.
lima sektor dengan nilai realisasi terbesar sampai periode Triwulan III Provinsi Sulteng terdapat pada sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya. Selanjutnya, industri kimia dan farmasi, Bidang Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran selanjutnya Listrik, Gas dan Air.
“Dengan jumlah investasi tersebut dapat membuka lapangan kerja untuk Tahun 2021 bisa sebesar 12.973 TKI , dan Tahun 2022 membuka 32.000 lapangan kerja,” terangnya.
Mendengarkan paparan itu, Gubernur mengaku sangat kagum dan bangga melihat realisasi Investasi di Sulteng.
Kata orang nomor satu di Sulteng itu, realisasi investasi tersebut merupakan kepercayaan investor kepada pemerintah dan Daerah Provinsi Sulteng untuk mengelola Sumber Daya Alam (SDA) dan Potensi yang terdapat di Sulteng.
“Tantangan kita untuk menyiapkan angkatan kerja asal daerah untuk dapat bekerja sesuai kebutuhan industri yang ada. Dengan investasi tersebut kita sudah dapat membuka lapangan kerja dari Tahun 2021 dan 2022 Sebesar 44.973 lapangan kerja baru dari target 58.000 pembukaan lapangan kerja sesuai target Visi dan Misi kami,” aku Gubernur.
Pria yang akrab disapa Cudy itu menambahkan, lapangan kerja melalui investasi belum termasuk pada lapangan kerja pada Bidang UMKM yang didorong melalui KUR dengan bunga ringan, melalui kerja sama dengan BRI. Sehingga target pembukaan lapangan kerja baru tersebut sudah hampir terlampaui.
“Saya mendapat laporan bahwa ada daerah yang saat ini susah mendapat tenaga kerja. Ini menjadi tantang, karena banyak angkatan kerja kita fokus ke Morowali dan Morowali Utara,” tambahnya.
Olehnya, Gubernur mengaku, tantangan terbesar pemerintah daerah saat ini adalah Sumber Daya Manusia (SDM), sehingga dirinya menyampaikan komitmen untuk terus mendorong peningkatan pendidikan vokasi dan pendidikan magang ke luar negeri.
“Semoga percepatan Balai Latihan Kerja (BLK) Kementerian Tenaga Kerja di Palu dan di Morowali dapat menjawab tantangan tersebut,” tandasnya.
Editor : Yamin