Ratusan Warga Poso Minta Ops Tinombala Dievaluasi

oleh -
Ratusan massa yang melakukan aksi demo di Mapolres Poso, Rabu (10/06) (FOTO : MANSUR)

POSO – Ratusan warga Kabupaten  Poso, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng)  yang tergabung dari Front Pembela Islam (FPI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menggelar aksi demo, di halaman Mapolres dan Gedung DPRD Poso, Rabu (10/06).

Aksi demonstrasi tersebut untuk menuntut pertanggungjawaban pihak Kepolisian atas  tiga  warga Poso yang diduga tewas tertembak oleh oknum Polisi yang menjalankan Operasi Tinombala  beberapa hari lalu.

Dihalaman Mapolres Poso,para aksi  membacakan 9 point tuntutan. Diantaranya, meminta kepada Kapolri agar pelaksanaan operasi Tinombala di Poso harus dievaluasi, bahkan dibubarkan saja karena dinilai hanya justru  menjadi teror bagi warga khususnya petani  kebun.

Ketua DPD FPI Sulteng ,Sugianto Kaimuddin yang memimpin langsung aksi demo dalam orasinya didepan Mapolres Poso dengan tegas meminta Polisi untuk bertindak adil dan segera memberikan sanksi terhadap oknum Polisi yang diduga telah menembak mati tiga warga Poso, yakni  Qidam  Alfsriski, warga Desa Tambarana. Firman dan Syarfuddin warga Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara.

BACA JUGA :  Hadianto Rasyid Janji Masukan Pembebasan 31 H Lahan Eks HGB PT LPN dalam Agenda Barunya

Menurut dia, kehadiran aparat Polisi yang tergabung dalam operasi Tinombala di Poso bukan memberikan rasa aman bagi warga,namun justru menjadi teror karena selalu menjadi korban dengan alasa salah tembak atau terjebak kontak.

“Saya minta kepada Presiden,dan Kapolri untuk segera melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan operasi Tinombala di Poso, sudah berapa banyak warga yang menjadi korban akibat kelalaian aparat yang telah menembaki warga dengan dalih salah tembak. Kalau tidak bisa dievaluasi, bubarkan saja operasi Tinombala,” tegas Sugianto

BACA JUGA :  Angka Kemiskinan Kota Palu Tahun 2024 Turun

Masih dalam orasinya, dihadapan Binmas Polres Poso, Sugianto tegas meminta agar segera mencabut pernyataan Polisi  yang menyebut almarhum Qidam Alfarizki teroris, melainkan warga biasa. Dia juga menyayangkan sikap polisi yang berdalih, penembakan warga  merupakan salah tembak atau terjebak.

“Hanya mencari pembenaran karena sejumlah korban yang selamat telah memberikan kesaksian dibeberapa media dengan rinci dan akurat. Saya minta kepada Kapolda Sulteng untuk mencabut pernyataan terhadap Qidam Alfsriski yang menjadi korban salah tembak tapi malah dituduh sebagai bagian dari teroris,dan kami minta hasil pelaksanaan operasi Tinombala di Poso dibuka ke publik ,bukan ditutupi,” pintanya.

BACA JUGA :  KONI Parimo Tingkatkan SDM Setiap Cabor

Aksi demo didepan Mapolres Poso berlangsung damai dan tertib dengan pengamanan puluhan aparat gabungan dari Polres Poso.Sebelum membubarkan diri,ratusan perwakilan aksi yang dipimpin langsung Sugianto Kaimuddin menyerahkan dokumen isi pernyataan sikap ke pihak Kepolisian Resort Poso dengan harapan diteruskan ke jajaran Polda dan Mabes Polri.

Setelah membubarkan diri dari Mapolres Poso,ratusan massa selanjutnya bergerak menuju gedung DPRD Poso untuk menggelar aksi yang sama agar pihak DPRD sebagai wakil rakyat bisa meneruskan aspirasi tersebut hingga ke pemerintah pusat. (MANSUR)