PARIMO – Ratusan kepala sekolah pada satuan pendidikan jenjang SD dan SMP se-kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), mengikuti program sekolah penggerak.
Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari, dihadiri 112 kepsek SMP, untuk jenjang SD dibagi dalam beberapa zona, dari jumlah keseluruhan sebanyak 400 kepsek baru tiga Kecamatan yang diikutkan.
Kadis Dikbud Parimo, Aminuddin mengatakan, program sekolah penggerak yang diprakarsai Kementrian pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi ada tujuh kabupaten yang telah melaksanakan nota kesepahaman beberapa waktu lalu.
“Sekolah di Parimo masih sebatas melakukan pendaftaran di program ini, karena masih mengikuti seleksi,” ungkapnya saat ditemui, Sabtu (05/02).
Dirinya mengaku, dalam mengikuti program tersebut, pihak kementerian telah menetapkan kriteria pelaksanaannya. Terkait hal itu, akan dipaparkan oleh pemateri apa saja yang harus dipenuhi.
Ia mengaku, belum bisa berbicara banyak tentang sekolah penggerak, karena ini merupakan program baru yang dijalankan.
“Sekolah penggerak berbeda dengan guru penggerak yang sudah ada sebelumnya,” jelasnya.
Aminuddin menegaskan, pada program ini tidak ada batasan bagi sekolah yang mendaftar, baik yang berada di terpencil dan perkotaan tidak ada batasan untuk mengikuti program tersebut.
Setelah dinyatakan lulus pendaftaran sekolah penggerak mulai dari kepsek hingga pengawas sekolah akan diberikan pendampingan selama empat tahun, serta diberi bantuan BOS kinerja Rp 100juta untuk SMP, dan Rp. 60juta untuk SD.
“Ketika sekolah lulus kepseknya tidak akan dipindah, jika dipindahkan harus sesama sekolah penggerak, agar programnya tidak tumpang tindih dan berjalan sesuai ketentuan,” tutupnya.
Reporter : Mawan
Editor : Yamin