Ramai-Ramai ke Bank, Eh! Ternyata UN-Swissindo Penipuan

oleh -
Aparat kepolisian berjaga-jaga di Bank Mandiri Rabu, (23/8). (foto: MAL/IKRAM)

PALU- Puluhan warga dari berbagai daerah di Provinsi Sulawesi Tengah mendatangi kantor Bank Mandiri di Jalan Sam Ratulangi pukul 08.45 Wita, Rabu, (23/8). Kedatangan mereka guna mencairkan dana seperti dijanjikan UN-Swissindo. Namun usaha mereka untuk mendapatkan uang tersebut sia-sia, karena Bank Mandiri tidak pernah bekerjasama dengan organisasi mengaku UN- Swissindo.

Akhirnya para warga merasa kecewa, sebagian langsung pulang, namun sebagian lainya masih bertahan dengan duduk-duduk bercengkrama di trotoar depan kantor Bank Mandiri.

Kordinator Security Bank Mandiri Mochmad Gatot mengatakan, tadinya mereka ingin masuk, tapi pimpinan menginstruksikan agar dilayani saja di depan kantor, karena bisa menggangu nasabah lainnya.

“Pada intinya Bank Mandiri tidak ada kerja sama dengan pihak UN Swissindo. Bank Mandiri tidak bertanggung jawab terhadap setiap kegiatan maupun transaksi terkait UN-Swissindo,” katanya.

BACA JUGA :  Legislator Sulteng Ikuti Orientasi, Yus Mangun: 90 Persen Dapat Hal Baru

Untuk itu kedepanya, pihaknya akan membuat spanduk seperti terpampang depan kantor ini bertuliskan “Waspada UN Swissindo, Bank Mandiri tidak bekerjasama” untuk ditempatkan pada tempat-tempat strategis di Kota Palu.

Bahkan kata dia, mereka telah membagi-bagikan selebaran dari Otoritas Jasa Keuangan berisikan satgas waspada investasi meminta, masyarakat mewaspadai operasional UN Swissindo.

Sementara itu Nela warga Desa Tulo, Kabupaten Sigi mengaku hanya disuruh datang di Bank Mandiri, oleh pengurus organisasi tersebut. Menurut Pengurus itu pencairan dana dilakukan hari ini.

“Makanya kami datang, sebagian membawa kenderaan sendiri, lainnya menyewa angkot. Untuk mendapatkan ini, kami diberikan berupa selebaran, dan dibayar Rp35 ribu,” katanya.

BACA JUGA :  Dinas Perpustakaan Kota Palu Usulkan Semua Lingkup Pendidikan Gunakan Srikandi

Nela juga mengaku, demi menerima pencairan tersebut ia rela tak masuk kerja. Bila dihitung-hitung, biaya kerugiannya sekitar Rp180 ribu. (IKRAM)