PALU – Komisi I DPRD Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) telah mengagendakan hearing dengan Kapolda Sulteng, Rabu (01/07) pekan mendatang.
Hearing dilakukan guna mendengar penjelasan Kapolda Sulteng atas meninggalnya sejumlah warga Poso yang diduga menjadi korban salah tembak aparat kepolisian, beberapa waktu lalu.
Ketiganya adalah Qidam Alfariski Mowance, Syarifuddin dan Firman.
“Banyak agenda rapat di DPRD sehingga harus menyesuaikan. Insya Allah hari Rabu diagendakan, mudah-mudahan bisa terlaksana,” kata Wakil Ketua Komisi 1 DPRD Sulteng, Wiwik Jumatul Rofi’ah, Jumat (26/06).
Ia mengatakan, hearing dilakukan dengan aparat kepolisian sebagai mitra komisi. Tak hanya Kapolda, semua yang terkait dengan peristiwa di Poso tersebut juga akan diundang.
“Saat ini menunggu konfirmasi dari sekretariat dewan,” kata Ketua Fraksi PKS DPRD Sulteng tersebut.
Sebelumnya, Tim Pembela Muslim dan Forum Umat Islam (FUI) Provinsi Sulawesi Tengah telah memasukan surat permohonan hearing kepada Kapolda Sulteng, ke pihak DPRD.
Namun, hingga memasuki pekan ketiga bulan ini, belum ada penyampaian dari pihak DPRD mengenai jadwal RDP dengan Kapolda tersebut.
Qidam Alfarizki Mowance meninggal dunia di Desa Tobe, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso pada 9 April 2020.
Tak berselang lama, kasus penembakan kembali menimpa Syarifuddin dan Firman di Pegunungan Kawende kilometer 9, Dusun Gayatri, Desa Kawende, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Selasa (2/6).
Keduanya diduga menjadi korban salah tembak aparat kepolisian yang tergabung dalam Satgas Operasi Tinombala.
Dugaan kuat tersebut karena usai penembakan, mereka didatangi oleh para pelaku yang meminta maaf karena telah salah tembak.
Para pelaku menduga bahwa Syarifuddin dan rekannya adalah DPO jaringan Ali Kalora. (IKRAM)