Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Umatku akan ditimpa penyakit berbagai umat.” Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, apa saja penyakit umat-umat (terdahulu)?” Rasulullah berkata, “Kufur Nikmat, menyalahgunakan nikmat, saling berlomba memperbanyak dunia, saling berbuat najsy (mengelabui dalam penawaran), saling memusuhi, dan saling hasad-menghasadi hingga timbulnya sikap melampaui batas (kezaliman).” (HR. Al-Hakim, dan Ath-Thabrani)
Saudaraku, maka patutlah kita berhati-hati akan peringatan itu. Semoga kita bukanlah bagian dari orang-orang demikian.
Oleh karena itu perhatikanlah hadist Nabi SAW yang mengatakan, “Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Itulah yang lebih pantas. Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah kepadamu.” (HR. Muslim, no. 2963).
Jika seseorang mengambil nasihat ini, ia pasti akan menjadi orang yang hidupnya sabar, bersyukur, dan ridha. Dia akan melihat, di balik kekurang pasti ada kelebihan. Dan di balik kekurangan, bukan sesuatu yang hanya ditimpakan pada kita, namun kepada orang lain, dan bahkan kita masih sangat lebih mending.
Dalam masalah dunia, janganlah pandang orang yang berada di atas kita karena, dengan begitu kita akan meremehkan nikmat Allah. Bila kita terus mengejar duniawi, pasti lelah yang akan kita dapatkan. Dan bahayanya akan timbul hasad dan tidak suka kepada orang lain.
Namun untuk urusan akhirat, cemburulah kepada orang-orang di atas kita. Cemburu pada orang-orang shaleh. Lihat pula ke atas kita, dan jadikanlah mereka teladan, agar kita jadi semangat beramal.
Jika kita sudah memiliki sifat Qana’ah (nerima)? Maka dunia dan seluruhnya akan mengikuti kita.
Sifat Qonaah itu sebagaimana diriwayat dari ’Ubaidillah bin Mihshan Al-Anshary radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya.” (HR. Tirmidzi, no. 2346; Ibnu Majah, no. 4141. Abu ’Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib).
Orang yang qonaah, akan selalu menjadi orang yang beruntung. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ashradhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Sungguh sangat beruntung orang yang telah masuk Islam, diberikan rizki yang cukup dan Allah mengaruniakannya sifat qana’ah (merasa puas) dengan apa yang diberikan kepadanya.” (HR. Muslim)
Sahabatku, hindari segala sifat hasad dan dengki kepada orang lain karena dunianya. Dan perbaikilah diri untuk selalu merasa cukup dengan pemberian Allah Swt. Sebab sudah terlalu banyak pemberian-Nya, namun kita kufuri.
“Allohumma inni as-alukal huda wat-tuqo wal ‘afaf wal ghina (artinya: ya allah, aku meminta kepada-mu petunjuk dalam ilmu dan amal, ketakwaan, sifat ‘afaf–menjaga diri dari hal yang haram–, dan sifat ghina’–hati yang selalu merasa cukup atau qana’ah–.”(HR. Muslim, no. 2721, dari ‘Abdullah). Wallahu a’lam
NURDIANSYAH (PEMIMPIN REDAKSI MEDIA ALKHAIRAAT)

 
															 
															 
							 
							 
							 
							 
							 
							 
					 
					 
					 
					 
					