PALU- Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulawsi Tengah, Abdul Gani Jumat, mengingatkan kepada kader muda NU agar rajin mengkaji dan mengetahui garis keilmuan para tokoh di tubuh ormas terbesar di Indonesia itu.
Dia menilai, saat ini perhatian kader muda NU luput dan hampir tidak mengenal ulama-ulama mereka sendiri. Hal itu, diungkapnya dalam sambutan Halal bi halal sekaligus workshop pencegahan radikalisme untuk agamawan muda di Sulteng oleh Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama(ISNU), Rabu (19/7) malam di salah satu hotel.
“Bagi kalangan muda NU, ada sesuatu yang nyaris luput dari perhatian kita, yaitu hampir tidak menggenal anatomi dan keilmuan ulama-ulama mereka sendiri. Dalam dinamika pemikiran yang berkembang negara ini, mereka banyak terseret dalam pemikiran yang menjadi tema pembicaraan kita saat ini,” katanya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, kader NU jarang membaca biografi tokoh NU. Agar mereka memiliki referensi para tokoh, yang menjadi jaringan para ulama dari timur tengah seperti, Haramain, Makkah dan Madina hingga Hadramaut.
“Itu mereka harus tahu, supaya mereka mengambil ilmu agama, mengambil mazhab pemikiran fikih, tasawuf dan lain-lain itu memiliki akar sumber keilmuan yang jelas. Jangan guru besarnya google, jangan bicara NKRI harga mati, jangan bicara Pancasila final, kita harus berbicara apa asbabul wurud sampai NU menyebut NKRI harga mati Pancasila Final,” ungkapnya.
Dia juga menambahkan, Kader muda NU didorong bukan hanya berbicara pada kesimpulan itu. Mereka harus berbicara pada akar masalahnya. Supaya lajut dia, saat berdiskusi pada kelompok yang anti NKRI dan Pancasila itu, mereka bisa beragumentasi.
“Anak-anak PMII di tingkat pusat mungkin masih bisa, tapi di tingkat wilayah sulit. Saya tidak menemukan itu saat ini, itu pekerjaan besar bagi seluruh kader muda NU. Sekali lagibiografi para tokoh NU jaringan keilumuan tokoh harus benar dikuasai kader muda NU,” ujarnya. (NANANG IP)