PALU- Kepolisian daerah Sulteng mengingatkan apabila mengalami kecapean, lelah atau mengantuk saat mengemudi disarankan untuk berhenti dan beristirahat di tempat aman dengan memanfaatkan Pospam dan Posyan Operasi Ketupat di Jalur ans Sulawesi atau kantor-kantor Polisi.
“Diingatkan kepada masyarakat agar benar-benar dalam kondisi sehat dan fit apabila melakukan perjalanan. Utamanya sebagai pengemudi atau pengendara,” kata Kabidhumas Polda Sulteng Kombes Pol Djoko Wienartono dalam keterangan resminya diterima MAL Online, Rabu (26/4).
Dia juga mengingatkan, untuk mengecek kelayakan kendaraan, utamanya fungsi pengereman dan kelayakan lainnya. Patuhi aturan berlalu lintas, utamakan keamanan dan keselamatan diri sendiri dan orang lain.
Olehnya kata dia, Polda Sulawesi Tengah mengimbau kepada seluruh masyarakat khususnya pengguna jalan raya untuk lebih meningkatkan kehati-hatiannya dalam berkendara.
Bukan tanpa alasan, ujar dia, selama 8 hari digelarnya Operasi Ketupat Tinombala-2023 di wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng), Posko telah mencatat 44 kasus kecelakaan lalulintas (laka lantas).
“Delapan hari pelaksanaan Operasi Ketupat Tinombala di Provinsi Sulteng dalam pengamanan mudik dan lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah, telah terjadi 44 kasus kecelakaan lalu lintas,” kata Djoko.
Peristiwa laka lantas ini terjadi, mulai Selasa 18 April sampai dengan Selasa 25 April kemarin, korban meninggal dunia 12, korban luka berat 19, luka ringan 57 dan kerugian materiil Rp147,3 juta.
Padahal sebut Djoko, kepolisian untuk mencegah terjadinya laka lantas telah memberikan tindakan teguran kepada 5.340 pelanggar, tilang Etle statis 2.040, tilang Etle mobile 16 dan tilang manual 106.
“Upaya preventif kepolisian dalam Kamseltibcar lantas sudah cukup masif dilakukan, pengaturan lantas sebanyak 5.278 kali, penjagaan lantas 2.193 kali, pengawalan 58 kali dan patroli lantas 4.466 kali,”ucapnya.
Djoko menyebut lagi, imbauan itu oleh kepolisian juga rutin dilakukan melalui media sosial atau media konvensional, serta melakukan penyebaran atau pemasangan spanduk, leaflet, stiker dan billboard.
“Kecelakaan lantas tertinggi terjadi pada 25 April sebanyak 11 kasus, 21 April terjadi 9 kasus, 23 April terjadi 8 kasus, 24 April 7 kasus, 20 April terjadi 5 kasus, 19 dan 22 April masing-masing terjadi 2 kasus laka lantas,” ucap Djoko.
Menurutnya, kecelakaan terjadi sebagian besar karena human eror atau faktor manusia baik sebagai pengendara atau pengemudi, seperti karena lelah, ngantuk, melanggar batas kecepatan, mendahului, berbelok, pindah jalur, berpindah lajur, tidak mengutamakan pejalan kaki dan lain-lain.
Reporter: IKRAM/Editor: NANANG