MOROWALI – Puluhan Mahasiswa Morowali yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Masyarakat Bersatu, menggelar aksi damai di depan Kantor PLN-ULP Bungku, menolak pemadaman bergilir, Senin (03/10).
Awalnya massa menggelar aksi di depan kantor DPRD Morowali. Karena tidak ditemui oleh Pimpinan DPRD dan hanya ditemui oleh Sekwan DPRD Morowali para pendemo mengaku tidak puas, lalu melanjutkan perjalanan menuju kantor PLN-ULP Bungku. Sesampainya di depan kantor PLN-ULP Bungku massa membakar ban bekas dan melakukan orasi secara bergantian.
Dalam orasinya, Koordinator Lapangan, Panji mengatakan, warga Morowali mengalami pemadaman listrik bergilir dengan berbagai alasan yang tidak jelas disampaikan oleh pihak PLN-ULP Bungku.
“Masyarakat menginginkan bukan hanya pemadaman bergilir dan alasannya yang disampaikan, tetapi bagaimana PLN mencari solusi agar listrik normal kembali 24 jam,” terangnya.
Menurut Panji, massa menuntut kepada pihak PLN-ULP Bungku untuk segera menghentikan pemadaman listrik secara bergilir dan PLN-ULP Bungku harus bekerja sama dengan Pemerintah daerah untuk menangani masalah kelistrikan yang ada di daerah tersebut.
Ditambahkan Panji, jika point pertama dengan kedua tidak di lakukan dengan batas waktu yang di tentukan. Maka Meneger PLN-ULP Bungku harus mundur dari jabatannya.
Sementara itu, Meneger ULP Rayon Bungku, Desnart Sabudu saat dikonfirmasi menjelaskan, pihak PLN juga sebenarnya tidak menginginkan adanya pemadaman bergilir. Namun demikian, pihaknya mengatakan perlu diketahui bahwa tenaga pembangkit yang ada, setelah digabung PLTD dan PLTMH di tambah pasokan listrik dari PT IMIP baru ada 15.000 kilowatt dengan total pembangkit yang dibutuhkan diatas 17.000 kilowatt, sehingga harus dilakukan pemadaman secara bergilir.
“Dengan kapasitas 12.000 kilo watt dengan beban puncak pada malam hari,sementara daya yang dibutuhkan diatas 17.000 kilo watt, jadi masih ada kekurangan daya 5000 kilowatt untuk memenuhi kebutuhan pelanggan,” Kata Desnart.
Desnart juga meminta maaf kepada masyarakat yang sudah terganggu dengan pemadaman bergilir dan pihak PLN juga akan berusaha memperbaiki pembangkit listrik yang saat ini masih rusak sehingga dapat mengurangi terjadinya pemadaman bergilir.
Ditambahkan Desnart, untuk pertumbuhan pelanggan listrik di wilayah layanan PLN-ULP Bungku merupakan tertinggi se-Sulawesi Tengah, karena adanya Perusahaan PT IMIP, PT WNI dan PT BTIIG di Topogaro sehingga orang yang membangun kos-kosan makin hari makin bertambah, sangat jauh berbeda dengan pertumbuhan pelanggan listrik di Kabupaten lain yang ada di Sulteng.
“Tingginya pertumbuhan pemasangan pelanggan baru karena pesatnya jumlah penduduk di Kabupaten Morowali. Disamping itu PLN juga berkomitmen tidak boleh menolak permohonan pemasangan baru untuk rumah tangga sebagai bentuk kepedulian dari PLN-ULP Bungku,” tutup Desnart.
Setelah mendapatkan penjelasan dari Meneger PLN ULP Bungku para mahasiswa membubarkan diri dengan tertib dikawal oleh aparat gabungan Kepolisian Polres Morowali, Satpam PLN dan Sat Polpp Pemkab Morowali.
Reporter : Harits
Editor : Yamin