SIGI – Yayasan Sikola Mombine (YSM) bekerja sama dengan Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) didukung Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sigi menggelar diskusi terfokus yang dikemas dalam tema “Bacarita orang muda”, di Aula Pemancingan Nagaya, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Sabtu (26/11).

Kegiatan tersebut melibatkan anak-anak muda, terdiri dari berbagai komunitas dengan latar belakang berbeda, yang fokus bekerja pada isu-isu lingkungan, ekonomi lestari, seni budaya, advokasi kebijakan, literasi dan kebencanaan, perempuan dan anak serta kegiatan sosial kemanusiaan lainnya.

“Bacarita orang muda diikuti kurang lebih 40 orang muda terdiri dari berbagai komunitas,” jelas Fira Tiyasning Tri Utari, fasilitator Yayasan Sikola Mombine.

Tujuannya, kata dia, untuk menguatkan komitmen bersama orang muda Sigi untuk menginisiasi sebuah kegiatan berkelanjutan yang melibatkan berbagai stakeholder dan multipihak serta sebagai ruang untuk saling bertukar pendapat.

Fira mengatakan, telah teridentifikasi 6 kegiatan yang dilakukan oleh orang muda Sigi dalam 2 tahun terakhir.

“Pendampingan Kelompok Daur Ulang di Desa Beka, Desa Sibalaya Utara, Desa Mpanau melalui program Domomo Plastik, Pendampingan UMKM melalui program SAGL 2022,” kata Fira.

Empat kegiatan lainnya yakni Pemberdayaan petani kopi yang dilakukan oleh Sebati Kopi, Riset tentang hutan dan kebudayaan oleh Dewan Kesenian Sigi dan Komiu, Penguatan literasi kebencanaan dan kebudayaan Sigi melalui forum-forum diskusi, pendampingan kelompok perempuan dan anak melalui penguatan UMKM oleh Sikola Mombine.

Di samping tantangan yang dihadapi, orang muda Sigi percaya bahwa Sigi juga memiliki peluang sumber daya alam yang perlu dimanfaatkan dengan bijaksana. Salah satu peluang yang dimiliki antara lain dukungan pemerintah Sigi yang cukup responsive terhadap keberlanjutan lingkungan.

“Terbukti dengan adanya Peraturan Daerah Sigi Hijau, Peraturan Bupati tentang Transfer Anggaran berbasis Ekologi, Perda tentang pembatasan sampah plastik serta membuka ruang untuk membentuk forum multi stakeholder di tingkat Kabupaten sebagai wadah untuk memperoleh investasi lestari,” imbuh Fira.

Selain itu, potensi kekayaan sumber daya alam di Sigi dapat menjadi peluang alternatif dalam mengembangkan bisnis hijau yang ramah terhadap lingkungan, serta kekayaan budaya dan pengetahuan lokal yang menjadi nilai kehidupan bahkan mampu memitigasi masyarakat dalam menghadapi bencana.

Reporter : Iker
Editor : Rifay