JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (IDX Ticker: INCO) mengumumkan capaian kinerja yang tidak diaudit untuk triwulan ketiga tahun 2024 (3T24), Rabu (30/10).
Produksi PT Vale pada 3T24 dan periode sembilan bulan tahun 2024 (9M24) menunjukkan kinerja positif, mencapai total 18.008 metrik ton (t), atau mengalami peningkatan 9% dibandingkan triwulan sebelumnya dan 52.783 t, atau meningkat 2% secara tahunan.
“Hasil positif ini dapat dikaitkan dengan peningkatan rata-rata kadar bijih nikel dari operasi penambangan kami yang mencapai 1,79% (+4% dibandingkan dengan 2T24) serta didukung oleh peningkatan output kalsin yang dihasilkan dari prioritas ulang lingkup pekerjaan dan optimalisasi waktu perawatan di fasilitas pengolahan kami,” ujar CEO PT Vale, Febriany Eddy.
Sejalan dengan peningkatan produksi pada 3T24 dan 9M24, PT Vale juga mencatat peningkatan pengiriman nikel matte sebesar 1% secara triwulanan dan 6% secara tahunan, yang menunjukkan peningkatan kinerja operasional selama periode tersebut.
Terkait produksi nikel matte di operasi Sorowako, pihaknya optimis dapat mencapai target sekitar 70.800 t pada akhir tahun 2024.
“Kami juga bermaksud untuk melakukan penjualan perdana bijih pada triwulan keempat tahun ini (tunduk pada persetujuan revisi RKAB),” katanya.
Meskipun dihadapkan pada tantangan, terutama dari penurunan harga yang berkelanjutan pada 3T24, PT Vale berhasil mencatat pendapatan sebesar 229,8 juta Dolar Amerika Serikat pada triwulan tersebut.
Harga realisasi rata-rata berada pada 12.948 Dolar Amerika Serikat untuk triwulan tersebut dan 13.262 Dolar Amerika Serikat per ton untuk periode sembilan bulan.
Kondisi ini mencerminkan penurunan masing-masing sebesar 9% dan 29% dibandingkan dengan harga realisasi rata-rata pada 2T24 dan 9M23.
Sementara itu, biaya atas pendapatan pada 3T24 sedikit meningkat sebesar 2% dibandingkan 2T24, namun turun sebesar 3% pada 9M24 dibandingkan dengan biaya atas pendapatan 9M23.
Lebih lanjut Febry mengatakan, pada triwulan ketiga tahun 2024, konsumsi HSFO meningkat sebesar 11% dibandingkan dengan triwulan kedua, diimbangi oleh konsumsi batu bara yang lebih rendah, karena pemeliharaan fasilitas penggilingan batu bara selama 14 hari.
Selama periode ini, harga HSFO dan batu bara juga naik masing-masing sebesar 5% dan 9%, sementara harga diesel turun sebesar 6%.
PT Vale melaporkan EBITDA sebesar 46,9 juta Dolar Amerika Serikat untuk triwulan ketiga tahun 2024, turun dari 72,4 juta Dolar Amerika Serikat pada triwulan kedua.
Penurunan ini terutama disebabkan oleh harga realisasi nikel matte yang lebih rendah dan juga efek satu kali dari pemeliharaan fasilitas penggilingan batu bara di bulan September, yang menyebabkan konsumsi HSFO lebih tinggi untuk menggantikan penggunaan batu bara.
Selain itu, kata Febry, setelah terbitnya Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), PT Vale mulai mengakumulasi kewajiban Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dalam bentuk pembagian 10% dari laba bersih, dengan total 3,6 juta Dolar Amerika Serikat untuk periode 3T24.
“Namun, pemenuhan kewajiban ini masih menunggu konfirmasi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),” ujarnya.
Setelah divestasi selesai pada bulan Juni, PT Vale saat ini tengah melaksanakan proses pemisahan dari Vale Base Metal, yang melibatkan biaya satu kali.
“Namun, kami melakukan transisi secara menyeluruh untuk memastikan proses berjalan lancar dan efisien. Selain itu, kami terus berupaya meningkatkan daya saing operasi Sorowako dengan biaya tunai per unit pendapatan yang tetap kompetitif pada 9.536 Dolar Amerika Serikat per ton pada 9M24,” tambahnya.
Pada 30 September 2024, kas dan setara kas Perseroan mencapai 771,2 juta Dolar Amerika Serikat, turun dari 832,1 juta Dolar Amerika Serikat pada 30 Juni 2024.
Pada triwulan ketiga tahun 2024, PT Vale menginvestasikan 82,4 juta Dolar Amerika Serikat untuk belanja modal, meningkat dari 61,0 juta Dolar Amerika Serikat pada triwulan kedua.
“Peningkatan ini terutama ditujukan untuk proyek-proyek pertumbuhan untuk pengembangan tambang di masa mendatang,” jelas Febry. *