BALIKPAPAN – PT Vale Indonesia Tbk berkomitmen menerapkan transisi energi berkelanjutan dalam operasional pengolahan bijih nikel di pabrik yang dimilikinya.
Upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan penggunaan biomassa sebagai bahan reduktor di pabrik pengolahan bijih nikel dalam mendukung transisi energi nasional.
Head of Institutional Relations and Permit PT Vale, Budiawansyah, mengatakan, roadmap PT Vale dalam penerapan transisi energi untuk keberlanjutan untuk penggunaan biomassa telah dijalankan sejak 2023 dan ditargetkan sudah bisa diterapkan secara menyeluruh pada 2027.
“Penggunaan biomassa sudah diterapkan dengan mengganti reduktor di kiln menjadi biomassa, saat ini kami telah melakukan trial hingga 50% biomassa sebagai redaktan pada tanur pereduksi dan 20% biomassa sebagai burner pada coal mill,” katanya, saat menjadi pembicara Talk Show “Energy Transition For Accelerating NDC 2030 Target” di Balikpapan, pekan lalu.
Pada 2024 ini, lanjut dia, pihaknya akan melakukan long trial 10% biomass sebagai redaktan pada tanur pereduksi.
Upaya lain yang dilakukan, tutur Budiawansyah, dengan mengganti bahan bakar di pengering dan kiln menjadi LNG dan pemulihan off-gas, di mana hal ini telah dilakukan pada studi FEL 1 untuk keduanya.
“Dalam uji coba terbaru, kami berhasil memanfaatkan hingga 50% biomassa di tanur pereduksi dan 20% sebagai burner di coal mill,” ujarnya.
Di samping itu, kata dia, perusahaan juga mengoptimalkan penggunaan energi dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan mengoperasikan tiga PLTA yang memasok 100% kebutuhan energi tanur peleburan.
Dengan total kapasitas mencapai 365 MW, inisiatif ini memungkinkan PT Vale untuk memangkas penggunaan bahan bakar fosil secara signifikan.
“Industri ekstraktif, terutama pyrometallurgy, membutuhkan energi besar. Oleh karena itu, kami telah menerapkan kebijakan penggunaan energi terbarukan, termasuk PLTA dan biofuel,” jelasnya.
Budiawansyah mengungkapkan, penggunaan energi bersih melalui biodiesel B30 berkontribusi terhadap pengurangan emisi sekitar 700.000 ton CO2eq pada 2030.
Di sisi lain, reklamasi lahan pasca-tambang menjadi prioritas utama dalam upaya menjaga keseimbangan lingkungan.
Hingga Agustus 2024, PT Vale telah melakukan reklamasi seluas 3.818 hektare di area bekas tambang, dengan menanam 700.000 bibit pohon setiap tahun. Hasilnya, sekitar 60% bibit yang ditanam adalah pohon lokal, termasuk spesies endemik seperti eboni, dengen, dan kaloju.
Dari sisi manajemen energi, PT Vale mencatat peningkatan efisiensi yang signifikan. Total penggunaan energi mencapai 30,97 juta gigajoule (GJ) dengan intensitas energi sekitar 437,9 GJ per ton nikel.
Hadir di ICCF, PT Vale Edukasi Pentingnya Good Mining Practices pada Industri Pertambangan
Meramaikan pelaksanaan Indonesia Climate Change Expo & Forum (ICCEF) di Balikpapan, yang dilaksanakan selama 3 hari, 20-22 September 2024, PT Vale menghadirkan booth dilengkap dengan berbagai informasi komitmen pratik Good Mining Practices (GMP) atau penerapan pertambangan yang baik.
Salah satunya dengan menghadirkan show case produk hasil olahan buah dengen dalam bentuk olahan jus dan buahnya. Dengen merupakan salah satu pohon endemik khas dari Luwu Timur, PT Vale turut mengembangkan bibit buah tersebut area nursery.
Selain memperkenalkan buah dengen, PT Vale juga berbagi informasi untuk mengedukasi para pengunjung yang hadir ke booth betapa pentingnya perusahaan tambang dalam beroperasi memperhatikan keberlanjutan.
Dalam setiap edukasi yang dilakukan, perwakilan Tim PT Vale menjelaskan bagaimana Perseroan mampu bertahan hingga 56 tahun bersama masyarakat dengan tetap menjaga lingkungan. Seperti memutarkan video program reklamasi, pengelolaan air limbah hingga berdampak pada terjaganya air Danau Matano dengan baik.
Salah seorang pengunjung, Ratih Anjang mengaku senang berkesempatan mengenal lebih dekat PT Vale dengan upaya-upaya keberlanjutan yang diterapkannya. Apalagi sebelumnya, Ratih sudah melihat langsung bagaimana PT vale menerapkan komitmen pertambangan berkelanjutannya.
“Informasi yang disajikan PT Vale sangat lengkap dan semakin meyakinkan bahwa tidak semua perusahaan tambang itu beroperasi kondisi lingkungannya tidak terjaga, apalagi saya sudah lihat langsung Danau Matano dan lingkungan sekitar pabriknya. Semua tertata dengan baik,” ungkap mahasiswi Semester 7 Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Samarinda ini.
Booth PT Vale menjadi salah satu booth yang ramai dikunjungi masyarakat yang tidak saja berasal dari Kota Balikpapan tapi juga dari daerah lainnya. Selama pelaksanaan tiga hari, jumlah pengnjung booth tercatat sebanyak 338 orang. *