PT Vale Rehabilitasi 200 Hektar Lahan di DAS Nusa Penida Bali

oleh -
FOTO: DOK. PT VALE

NUSA PENIDA, BALI – PT Vale Indonesia Tbk melakukan penanaman pohon pada area rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) di atas lahan seluas 200 hektar (ha) di kawasan Bukit Teletubbies, Desa Tanglad dan Desa Sekartaji, Nusa Penida, Provinsi Bali.

Penanaman pohon dilakukan sebagai rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia 2024, dengan mengadopsi tema internasional (Restorasi Lahan, Ketahanan terhadap Kekeringan, dan Penggurunan) dan tema nasional (Penyelesaian Krisis Iklim dengan Inovasi dan Prinsip Keadilan), Kamis (20/06).

Penanaman pohon dihadiri Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bali, I Made Teja, Asisten Administrasi Umum dan SDM Pemkab Klungkung Dewa Gde Darmawan, Kasdam IX/Udayana Brigjen TNI Hartono, Danrem 163/Wirasatya Brigjen TNI Ida Bagus Ketut Surya Wedana, Direktur Konservasi Tanah dan Air Ditjen Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (DASRH) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Zainal Airifin, Vice President Director PT Vale Indonesia Tbk Adriansyah Chaniago, dan Head of Environment and Permit PT Vale Indonesia Tbk Zainuddin.

Pada aksi penanaman pohon tersebut, PT Vale merehabilitasi lahan DAS sebagai pemenuhan kewajiban Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (PPKH) dengan menanam beberapa pohon seperti kayu-kayuan diantaranya Beringin, Pulai, Gmelina, Flamboyant, dan Santen.

Selain itu ada juga tanaman hasil hutan bukan kayu (HHBK) seperti Kemiri, Jambu Mete, dan Manga. Total bibit yang disiapkan dalam acara ini sebanyak 1050 bibit. Dengan harapan pohon yang ditanam dapat mengembalikan fungsi DAS sebagai pengatur tata air dan menghasilkan komoditas tertentu non kayu demi keberlanjutan dan keseimbangan ekosistem hutan.

Vice President Director PT Vale, Adriansyah Chaniago, mengatakan, sejumlah kegiatan telah dilaksanakan Perseroan sebagai rangkaian Hari Lingkungan Hidup yang dimulai sejak 5 Juni lalu.

“Komitmen ini terus dijalankan tidak saja menjalankan program keberlanjutan di area operasional PT Vale di Blok Sorowako, Bahodopi dan Pomalaa. Tapi juga, di luar area konsesi agar kampanye terkait menjaga lingkungan dapat juga digaungkan di Seluruh Indonesia,” ujarnya.

Adriansyah menjelaskan, total 29,975 hektar lahan di lima provinsi yang dilakukan rehabilitasi DAS, di antaranya adalah di kawasan Sulawesi Selatan sebanyak 17 kabupaten, Sulawesi Tengah sebanyak dua kabupaten, Sulawesi Tenggara di enam kabupaten, Jawa Barat di tiga kabupaten, dan Bali di dua kabupaten.

Dari jumlah tersebut terdapat 10,435 hektar lahan yang sudah ditanami dan tersisa 19.540 hektar dalam proses penanaman.

“Penanaman dan rehabilitasi DAS pagi di kawasan Nusa Penida, merupakan komitmen dan tanggung jawab kami. Nantinya akan ada 200 hektar lahan di kawasan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung dan 300 ha lahan di Buleleng,” ujarnya.

Kata dia, apa yang dilakukan PT Vale tidak akan bisa berjalan mulus tanpa peran serta pemerintah hingga TNI/Polri yang ikut membantu proses rehabilitasi DAS kali ini.

Kepala Desa Tanglad, I Kadek Widyartha menyampaikan apresiasi atas komitmen penanaman pohon yang dilakukan PT Vale karena memang sangat dibutuhkan di desanya.

Hal serupa disampaikan warga Desa Tanglad, Widyartha yang sangat antusias dilaksanakannya penanaman pohon.

“Dengan adanya rehabilitasi DAS ini, masyarakat sangat antusias sekali karena di daerah kami ini adalah daerah pegunungan. Jadinya serba kekurangan, terutama kekurangan air,” ucapnya.

Sementara itu, Head of Environment and Permit PT Vale Zainuddin bersyukur karena bisa mendapatkan kesempatan berkontribusi dalam rehabilitasi DAS untuk lahan yang ada di kawasan Bali, khususnya Nusa Penida.

“Bali ini menjadi salah satu objek wisata di Indonesia. Terkait rehabilitasi DAS dan permasalahan lingkungan, bisa menjadi kampanye yang bagus untuk wisatawan. Mereka tahu kedepannya Bali dalam mengelola lingkungan,” ujarnya.

PT Vale Indonesia Tbk juga memberdayakan masyarakat lokal untuk rehabilitasi DAS kali ini agar masyarkaat lokal juga ikut merasakan dampak yang terjadi kedepannya.

“Kami mengupayakan rehabilitasi lahan ini dengan memaksimalkan tenaga kerja lokal. Kami juga melibatkan masyarakat desa setempat untuk melakukan penanaman pohon. Termasuk pemuda karang taruna dan kelompok tani di kawasan ini,” terangnya.

Zainuddin juga menjelaskan, tantangan tersendiri menanam pohon di kawasan Nusa Penida. Lapisan tanah tipis, sumber air yang kurang, dan kontur yang cukup keras menjadi tantangan yang harus dihadapi kedepannya.

“Tapi kerjasama ini bisa menjadi kesempatan yang baik untuk menunjukkan kolaborasi yang berjalan efektif. Kedepannya juga akan menghasilkan yang lebih baik juga,” paparnya. *