LUWU TIMUR – PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) melalui Program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB) mengampanyekan Gerakan Dini Cinta Organik (GDCO) kepada siswa SD dan SMP di empat kecamatan di wilayah pemberdayaan, yakni Malili, Wasuponda, Towuti dan Nuha.

Kegiatan yang merupakan sinergi bersama Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu Timur itu berlangsung selama beberapa hari dan dipusatkan di SMP Islam Wasuponda.

Melalui kegiatan kampanye tersebut, para siswa dan juga guru diberikan pemahaman tentang budidaya pertanian dengan metode organik.

Salah satu ciri metode budidaya tanaman organik, disampaikan Koko selaku Konsultan Program PSRLB dari PT Vale, yaitu menggunakan pupuk organik (kompos), pestisida nabati, mikroorganisme lokal (MOL), dan memperhatikan pengelolaan agroekosistem yang holistik.

Senior Koordinator Program Pemberdayaan Masyarakat PT Vale, Iskandar Ismail, mengatakan, sistem pertanian organik sangat baik untuk meningkatkan hasil produksi pertanian, juga baik dari sisi kesehatan.

“Bahan kimia sintetis dalam pertanian, jika digunakan dengan jangka waktu yang lama dapat menyebabkan berbagai kerusakan seperti tercemarnya lingkungan yang dapat merusak ekosistem misalnya pencemaran air, udara, degradasi lahan, bahkan memusnahkan makhluk hidup lainnya,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Iskandar, hasil pertanian yang menggunakan input bahan kimia sintetis beresiko lebih besar bagi kesehatan manusia.

“Maka perlu adanya pengetahuan mengenai pertanian organik sejak dini, sehingga dapat berpartisipasi dalam menjaga keseimbangan alam dan pertanian berkelanjutan,” tambahnya.

Dia menuturkan, tujuan kampanye GDCO diharapkan mampu membentuk karakter siswa agar mampu menjaga lingkungan alam dan sekitarnya. Hal tersebut juga diharapkan dapat diterapkan di rumah mereka masing-masing dan juga di masyarakat.

“Semoga ke depan ada peluang meningkat kekurikulum muatan lokal misalnya. Sekolah juga akan punya nilai plus yakni dalam mempersiapkan Sekolah Adiwiyata (berwawasan lingkungan) ,”pungkasnya.

Sementara itu Haeriah, salah satu guru di SD Sinongko Wasuponda, mengaku bersyukur karena siswanya mendapatkan pemahaman mengenai organik.

“Kami akan berupaya untuk menerapkan kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah diajarkan pemateri dalam Gerakan Dini Cinta Organik di sekolah kami. Salah satunya dengan memilah sampah organik dan non organik,” ungkapnya.

GDCO berfokus pada kegiatan bertani organik seperti sayuran dan tanaman berkhasiat obat di halaman sekolah dengan memanfaatkan sampah organik yang tersedia di sekolah sebagai sumber nutrisi bagi tanaman. *