PT Vale dan Huayou Tandatangani Perjanjian Nikel dengan Ford Motor Co.

oleh -
PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) dan Zhejiang Huayou Cobalt Co. (Huayou) Tiongkok mengumumkan kesepakatan dengan produsen mobil global Ford Motor Co. (FOTO: DOK. PT VALE)

JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) dan Zhejiang Huayou Cobalt Co. (Huayou) Tiongkok mengumumkan kesepakatan dengan produsen mobil global Ford Motor Co., kolaborasi tiga pihak untuk memajukan produksi nikel yang lebih berkelanjutan di Indonesia dan membantu membuat baterai kendaraan listrik (EV) lebih terjangkau.

Ketiga perusahaan tersebut melakukan penyertaan modal di Proyek High-Pressure Acid Leach (HPAL) Blok Pomalaa melalui kesepakatan definitif, dalam acara yang dihadiri oleh Presiden Indonesia Joko Widodo, Kamis (30/03).

Chen Xuehua, Chairman Huayou, hadir dalam acara penandatanganan bersama dengan pimpinan dari PT Vale Indonesia Tbk dan Ford.

Proyek HPAL Blok Pomalaa akan mengolah bijih yang dipasok oleh PT Vale Indonesia dari tambang Blok Pomalaa untuk menghasilkan nikel dalam bentuk mixed hydroxide precipitate (MHP), produk nikel berbiaya rendah yang digunakan dalam baterai EV dengan katoda kaya nikel.

Pabrik HPAL ini akan beroperasi di bawah naungan PT Kolaka Nickel Indonesia di Blok Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Tunduk pada persetujuan regulator, proyek ini dapat menghasilkan hingga 120 kiloton MHP per tahun.

Persiapan lokasi awal Proyek HPAL Blok Pomalaa telah dimulai, dan konstruksi penuh diharapkan dapat dimulai tahun ini, dengan operasi komersial dimulai pada 2026. Kolaborasi ini akan menyediakan bahan-bahan penting untuk peralihan industri otomotif ke EV, meningkatkan industri manufaktur EV Indonesia, dan mendukung rencana Ford untuk menghasilkan laju produksi 2 juta EV pada akhir 2026 dan skala lebih lanjut secara bertahap.

BACA JUGA :  PT Vale-PT Petrosea Percepat Realisasi Konstruksi di Blok Pomalaa

Proyek pemrosesan nikel tiga arah –bersama dengan perjanjian pasokan terpisah yang sedang dikembangkan dengan Ford dan Huayou untuk bahan aktif katoda prekursor yang penting untuk pembuatan baterai lithium-ion– secara kolektif akan digabungkan dengan sumber nikel Ford lainnya, berkontribusi secara signifikan untuk mendukung target produksi kendaraan listriknya hingga akhir 2026.

“Kerangka kerja ini memberikan kendali langsung kepada Ford untuk mendapatkan nikel yang dibutuhkan, dengan salah satu pendekatan industri berbiaya terendah, dan memungkinkan kami memastikan nikel telah ditambang sejalan dengan target keberlanjutan perusahaan kami, menetapkan standar ESG yang tepat saat kami mengukur,” kata Lisa Drake, Vice President Industrialisasi Ford Model e EV.

Kata dia, bekerja dengan cara ini menempatkan Ford pada posisi memudahkan EV diakses oleh jutaan orang dan dengan cara yang tetap melindungi manusia dan planet dengan lebih baik.

“Perjanjian ini menunjukkan bahwa bukan hanya mengenai apa yang kami tambang, tetapi bagaimana kami melakukannya,” kata CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy.

BACA JUGA :  Peringati Hari Pahlawan, Alfamidi Berikan Bantuan kepada 70 Baduta di Kota Palu

Ia mengatakan, pihaknya menanamkan standar lingkungan, sosial, dan tata kelola ke semua yang dilakukan.

“Dan hasilnya adalah kolaborasi unik dengan pembuat mobil global Ford dan pemroses mineral global terkemuka Huayou untuk berinvestasi bersama dalam proyek ini. Kerja sama global ini sejalan dengan visi Indonesia untuk membangun ekosistem EV domestik dan menjadikan PT Vale sebagai kontributor penting dalam mengatasi tantangan,” ujarnya.

Kesepakatan ini merupakan kelanjutan dari groundreaking Blok Pomalaa PT Vale Indonesia pada November lalu. Blok ini merupakan Proyek Strategis Nasional dengan investasi hingga Rp67,5 triliun dan diperkirakan akan mempekerjakan sekitar 12.000 pekerjaan konstruksi.

“Huayou adalah perusahaan berbasis teknologi, dan produsen terkemuka bahan baterai energi baru ramah lingkungan, rendah karbon, dan berstandar ESG tinggi,” ujar Dr. George Fang, Senior Vice President Huayou.

Menurutnya, kerja sama strategis ini merupakan salah satu proyek unggulan di bawah sinergi BRI-GMF, juga menghubungkan sumber daya nikel dan kobalt Indonesia dengan pembuat EV melalui kapabilitas canggih Huayou dan teknologi HPAL. Selain itu juga merupakan model bisnis rantai nilai EV yang hebat dan akan memberikan kontribusi yang luar biasa bagi perkembangan ekologi industri EV di Indonesia.

BACA JUGA :  Bus Trans Palu Diluncurkan, Gratis untuk Tiga Bulan Pertama

“Upaya bersama ketiga pihak bertujuan untuk menciptakan pengaruh yang sangat positif terhadap perkembangan ekonomi dan sosial Indonesia, serta industri EV global dan rantai pasokannya,” katanya.

Proyek tersebut sebelumnya diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Dalam sambutannya, Menteri Luhut mengatakan Blok Pomalaa merupakan batu loncatan bagi Indonesia untuk diakui sebagai produsen mineral berkualitas tinggi untuk ekosistem EV global.

Sementara itu, Deshnee Naidoo selaku Presiden Komisaris PT Vale, mengatakan, kemitraan ini mengukuhkan PT Vale Indonesia sebagai pemasok utama dan pemimpin dalam nikel berkelanjutan dan rendah karbon.

“Berdasarkan sejarah, 55 tahun kami sebagai mitra utama dengan komitmen untuk mendorong manfaat sosial ekonomi yang berkelanjutan bagi Indonesia dalam perjalanannya menjadi hub penting dalam rantai nilai EV global,” katanya.

Ia dan Wakil Presiden Eksekutif Vale Energy Transition Metals. Morgan Stanley & Co. LLC bertindak sebagai penasihat keuangan Ford sehubungan dengan transaksi ini, sementara Standard Chartered menyediakan layanan serupa untuk Huayou. */RIFAY