PT Vale Catatkan Laba Lebih Tinggi 122 Persen di Triwulan Kedua 2024

oleh -
Aktivitas pengolahan nikel di PT Vale. (FOTO: DOK. PT VALE)

JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (Perseroan, IDX Ticker: INCO) dan entitas anaknya, mengumumkan pencapaian kinerja yang tidak diaudit untuk triwulan kedua tahun 2024 (2T24), Senin (29/07).

“Volume produksi pada 2T24 mengalami sedikit penurunan sebesar 9% dibandingkan dengan kinerja solid yang telah dicapai pada 1T24,” kata CEO dan Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy.

Kata dia, hal ini merupakan bukti komitmen Perseroan terhadap kualitas dan rencana kegiatan pemeliharaan, yang sangat penting bagi keberhasilan operasi dalam jangka panjang.

Secara year-on-year, lanjut dia produksi pada 2T24 hanya sedikit lebih rendah sebesar 2%, menunjukkan kinerja yang konsisten.

“Perseroan dengan senang hati melaporkan bahwa produksi kami pada 1H24 lebih tinggi sebanyak 3 persen dibandingkan dengan produksi pada 1H23. Pertumbuhan ini merupakan hasil dari strategi pemeliharaan yang terencana dan output kalsin yang lebih tinggi pada 2024,” paparnya.

Pihaknya optimis dengan prospek produksi dan berharap operasi berjalan lancar hingga akhir tahun.

“Tujuan kami adalah mencapai target produksi sekitar 70.800 metrik ton (t) nikel dalam matte pada tahun 2024, meningkat dari target tahun lalu,” katanya.

Pada 2T24, lanjut dia, PT Vale mencapai penjualan 17.505 t nikel matte, menghasilkan pendapatan sebesar 248,8 juta Dolar Amerika. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 8% dibandingkan triwulan sebelumnya yang disebabkan oleh harga realisasi rata-rata nikel yang lebih tinggi pada 2T24.

BACA JUGA :  CEO PT Vale Febriany Eddy kembali Masuk Daftar Perempuan Paling Berpengaruh di Asia

Menurutnya, harga realisasi rata-rata nikel meningkat 12% menjadi 14.214 Dolar Amerika per ton pada 2T24, naik dari 12.651 Dolar Amerika per ton pada 1T24.

“Meskipun kondisi pasar yang tidak menentu, kami tetap berkomitmen untuk mengoptimalkan kapasitas produksi, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya,” lapor Febriany.

Sejalan dengan penurunan pengiriman pada triwulan tersebut, kata dia, beban pokok pendapatan perseroan juga menurun dari 209,8 juta Dolar Amerika pada 1T24 menjadi 207,3 juta Dolar Amerika pada 2T24.

Menurutnya, penurunan total beban pokok pendapatan juga didukung oleh penurunan konsumsi bahan bakar dan batu bara pada 2T24, disertai dengan penurunan harga batu bara.

BACA JUGA :  Selain Jurnalis, MediaMIND 2024 Libatkan Mahasiswa Menulis Tambang Berkelanjutan

Memasuki semester kedua tahun ini, PT Vale akan terus proaktif mendorong inisiatif penghematan biaya untuk memastikan biaya tunai per unit tetap kompetitif dalam upaya menghasilkan margin yang sehat secara berkelanjutan.

“Dengan perubahan komposisi pemegang saham baru-baru ini, kami melihat banyak ruang untuk memanfaatkan inisiatif strategis yang dapat membawa sinergi positif bagi perusahaan, seperti integrasi upaya pengadaan dalam grup untuk harga komoditas yang lebih baik, di mana hal ini merupakan salah satu penggerak biaya terbesar kami,” katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, harga rata-rata HSFO pada triwulan ini lebih tinggi 2% dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun kenaikan ini diimbangi oleh penurunan harga rata-rata diesel dan batu bara, yang masing-masing lebih rendah sebesar 2% dan 1% pada 2T24.

Meskipun adanya tantangan industri, Perseroan mampu menghasilkan EBITDA positif sebesar 72,4 juta Dolar Amerika, menandai peningkatan 38% dibandingkan triwulan sebelumnya karena pendapatan
yang lebih tinggi dan biaya pendapatan yang lebih rendah.

Selanjutnya, Perseroan berhasil membukukan laba sebesar 31,1 juta Dolar Amerika pada 2T24, menandai peningkatan signifikan dari triwulan sebelumnya.

Laba ini muncul setelah memperhitungkan kerugian yang belum terealisasi sebesar 6,1 juta Dolar Amerika atas pengakuan nilai wajar aset derivatif (hak partisipasi dalam investasi Perseroan di PT Kolaka Nickel Indonesia).

BACA JUGA :  PT Vale Buktikan Praktik Pertambangan Bersih dengan Standar ESG

“Penting untuk digarisbawahi bahwa esensi dari penyesuaian harga derivatif ini adalah kerugian yang tidak terealisasi yang bersifat non-operasional. Oleh karena itu, jika dinormalisasi, kami mencatat laba sebesar 35,9 juta Dolar Amerika pada 2T24, lebih tinggi 122% dibandingkan dengan laba pada triwulan sebelumnya,” ungkapnya.

Sementara itu, kas dan setara kas Perseroan meningkat menjadi 832,1 juta Dolar Amerika pada 30 Juni 2024, naik dari sebelumnya 730,8 juta Dolar Amerika pada 31 Maret 2024.

PT Vale mengeluarkan belanja modal sekitar 61,0 juta Dolar Amerika pada triwulan ini, meningkat dari 57,4 juta Dolar Amerika pada 1T24.

“PT Vale akan terus menerapkan manajemen kas secara hati-hati untuk menjaga ketersediaan kas. Perseroan tetap berkomitmen untuk memprioritaskan peningkatan produktivitas dan efisiensi biaya, memastikan daya saing jangka panjang sambil menerapkan praktik-praktik pertambangan yang baik
untuk mencapai tujuan, kami hadir untuk meningkatkan kehidupan dan mengubah masa depan bersama,” tutupnya. *