MOROWALI – Upaya merehabilitasi lahan-lahan mangrove yang telah terdegradasi salah satunya karena bertambahnya populasi manusia di Morowali, terus digalakkan. PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) menjadikan isu tersebut sebagai program utama dalam melakukan pembenahan lingkungan yang lebih baik.
Dalam aksinya itu, PT IMIP melibatkan organisasi pemuda, mahasiswa Politeknik dan masyarakat yang peduli terhadap isu perubahan lingkungan yang ada di Morowali, khususnya di Kecamatan Bahodopi. Gerakan tersebut diwujudkan dengan kembali melakukan penanaman 1.750 pohon mangrove di Desa Fatufia, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah, Ahad (12/12).
Aksi penanaman mangrove itu diinisiasi oleh Organisasi Pencinta Lingkungan Hidup (OPLH) Agathis, yang disupport oleh PT IMIP. Beberapa pihak pun ikut terlibat diantaranya KKPG (Komunitas Karyawan Pendaki Gunung), Pejalan Morowali, Politeknik Morowali, Gondrong Morowali, Babinsa Desa Fatufia, dan personel Polsek Bahodopi.
Ditemui usai melakukan penanaman mangrove, mewakili Manajamen PT IMIP, Koordinator Community Development (Comdev-CSR), Raden Tommy A Prayogo mengatakan, kolaborasi yang dilakukan oleh perusahaan dengan beberapa organisasi lingkungan yang ada di Bahodopi, diharapkan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat secara menyeluruh tentang pentingnya ekosistem mangrove bagi kehidupan.
Bagi Tommy, sapaan akrab Raden Tommy A Prayogo, perlindungan dan pemulihan ekosistem mangrove merupakan langkah penting bagi bangsa ini dalam memitigasi perubahan iklim yang terjadi. Keberadaan ekosistem mangrove yang baik di kawasan pesisir, kata dia lagi, juga dapat meningkatkan ketahanan masyarakat di pesisir terhadap perubahan iklim.
“Tidak hanya sebatas menanam saja. Kita berharap, edukasi kepada masyarakat secara menyeluruh juga dapat dilakukan. Apalagi mereka yang tinggal di daerah pesisir. Sejatinya, perusahaan akan terus hadir di aksi-aksi positif seperti ini. Karena kita punya mimpi yang sama, menjadikan daerah kita, lingkungan kita lebih baik lagi,” urai Tommy.
Di tempat yang sama, Ketua OPLH Agathis, Dinul Nugraha mengatakan, penanaman mangrove ini diharapkan dapat mengurangi energi gelombang, melindungi pantai dari abrasi, menghambat intrusi air, memperbaiki lingkungan pesisir dan memperbaiki habitat di pantai.
“Upaya yang selama ini kita lakukan adalah memulihkan, semaksimal mungkin melestarikan mangrove. Gerakan yang kita lakukan hari ini juga guna mengantisipasi dan memitigasi dampak perubahan iklim yang terjadi. Bersamaan dengan Milad OPLH Agathis yang ke-3 tahun ini, kami mengambil tema “sinergi, eksistensi untuk lestari”, dengan tujuan bersama dengan seluruh stakeholder yang ada dapat melestarikan lingkungan untuk kepentingan kita bersama,” jelasnya.
Koordinator Divisi Komunikasi dan Hubungan Media PT IMIP Dedy Kurniawan mengatakan, aksi penanaman mangrove oleh PT IMIP telah mulai dijalankan sejak tahun 2018 silam. Di tahun ini pula (2021), PT IMIP menargetkan 5 hektare lahan untuk tanaman mangrove akan terealisasi. Ditargetkan juga bahwa di tahun 2022 mendatang, PT IMIP akan kembali melakukan penanaman 30 hektare lahan mangrove di Morowali. (*/Harits)