PT IMIP Bantu Penuhi Kebutuhan Tenaga Pengajar di Bahodopi

oleh -
Salah satu guru bantu dari PT IMIP sedang mengajar di SMK Alkhairaat Bahodopi, Sabtu (13/07). (FOTO: DOK. PT IMIP)

MOROWALI – PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mengirim 41 guru bantu berkualitas ke 9 akses pendidikan di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali. 41 guru bantu berkualitas ini merupakan karyawan PT IMIP.

Guru bantu merupakan salah satu program dari pilar pendidikan yang diberlakukan di desa binaan PT IMIP. Mereka disebar di TK, SD, SMP, SMA dan SMK.

Koordinator Comdev-CSR PT IMIP, Tommi A Prayogo, menyampaikan, tujuan dari program guru bantu adalah untuk memenuhi kebutuhan tenaga pengajar di sejumlah sekolah di Kecamatan Bahodopi.

“Beberapa akses pendidikan di Bahodopi masih membutuhkan tenaga pengajar, sehingga program guru bantu ini dapat memenuhi kebutuhan di beberapa sekolah yang ada di desa binaan PT IMIP,” katanya, Sabtu (13/07).

Menurutnya, guru bantu tersebut memiliki latar belakang sarjana pendidikan dan pengalaman mengajar.

Kepala SMK Alkhairaat Bahodopi, Susilawati M Nunu, menyampaikan, kehadiran guru bantu di sekolahnya sudah ada sejak tahun 2019. Awalnya, kata dia, jumlahnya masih 4 orang dan kini sudah mencapai 11 orang. Sembilan orang mengajar mata pelajaran yang produktif dan tiga lainnya mengajar mata pelajaran umum.

“Peran guru bantu di sini berbeda-beda sesuai dengan keahliannya masing-masing, ada yang di bidang teknik mesin dan instalasi listrik. Manfaat adanya guru bantu sangat dirasakan oleh siswa-siswi kami, karena bisa langsung terjun ke ruang praktik melihat dan memegang alat yang begitu lengkap yang dibimbing oleh guru bantu yang ahli di bidang tersebut,” ujar Susilawati.

Raysha Rahmi (16), salah seorang pelajar yang duduk di bangku kelas 11 Teknik Permesinan SMK Alkhairaat Bahodopi, mengatakan, tata cara mengajar yang dilakukan guru bantu PT IMIP sangat mudah dipahami, sehingga ia dan dan teman-temannya terbilang cukup cepat menguasai peralatan praktik.

“Guru bantu PT IMIP yang mengajar di sekolah kami itu masih muda-muda. Penyampaiannya sangat mudah dipahami. Berkat hadirnya guru bantu, kami jadi sering melakukan praktik di Kampus Politeknik Industri Logam Morowali. Bahkan karena sering praktik kami sudah mengenal dan memfungsikan alat-alat di bidang mesin,” ujar Raysha. *