MOROWALI- PT Hua Chin Aluminum Indonesia (HCAI), perusahaan beroperasi di Kawasan Industri IMIP, dengan produk utamanya berupa Electrolytic Alumunium dan Anoda, dalam operasinya menerapkan teknologi berbasis ramah lingkungan.

Dari sekitar 350 tungku peleburan bersuhu tekanan tinggi 1200 derajat celcius, menggunakan daya listrik sekitar 5000 volt semua menggunakan sistem kontrol komputer pada setiap tungku. Dalam proses pembuatan almunium ingot melalui proses elektrolisis dengan bahan dasar bauksit atau bijih almunium, limbah dihasilkan tetap digunakan, hingga tidak tersisa.

“Begitupun udara di keluarkan melalui cerobong menggunakan filter, sehingga ketika di hempaskan keluar bukan berupa asap ,tetapi hanya hawa panas, bukan polusi asap,” kata Candra penerjemah PT HCAI saat belasan jurnalis media tour berkunjung ke Lokasi PT HCAI di kawasan IMIP, desa Fatufia, kecamatan, Bahodopi, Kabupaten Morowali, Senin (7/7) petang.

Candra mengatakan, dari 350 tungku, produksi almunium ingot dihasilkan perhari sekitar 13.000 ton dengan harga 3000 USD, perton.

Candra mengatakan, untuk pemasaran produksi almunium ingot, selain untuk kebutuhan domestik , juga di lakukan ekspor ke berbagai negara.

HCAI sendiri kata Candra , hanya memproduksi almunium ingot dalam bentuk batangan,selanjutnya konsumen sendiri untuk di olah barang produk jadi seperti alat-alat rumah tangga dan lain sebagainya.

Dalam kawasan produksi tidak disarankan membawa alat-alat elektronik seperti handphone,jam tangan analog sebab memberi dampak pada kinerja alat, karena besarnya medan magnet.