PALU – PT. Babussalam Tour n Travel akan menggelar 34 kali manasik haji untuk calon jemaah haji yang akan berangkat tahun 2018 mendatang. Hal itu guna membantu pemerintah dan calon jemaah haji yang ada di Kota Palu agar bisa menjadi haji mandiri, dalam artian tidak tergantung pada petugas kloter atau pembimbing haji, saat di tanah suci Mekkah nanti.

Tak hanya itu, Babussalam juga membantu dan memfasilitasi calon jemaah haji saat awal mendaftar. Bantuan tersebut, diantaranya mengarahkan mereka untuk melengkapi segala persyaratan.

“Kami mengambil inisiatif harus dari awal sudah melaksanakan manasik untuk membantu calon jemaah haji meraih mabrur. Itu inti dari pada pelaksanaan manasik,” ucap Penasehat PT Babussalam, H. Sumitro F Nento pada kegiatan manasik haji perdana di Aula Kampus IAIN Palu, Ahad (22/10).

PT Babbussalam, tambah Sumitro, memiliki keunggulan melakukan bimbingan baik sebelum dan sesudah keberangkatan.

“Setelah mereka pulang haji, kita tetap menjalin komunikasi bahkan lebih intens dengan membuka program seperti pengajian dan arisan. Kami melakukan ini agar jemaah terus menjalin hubungan silaturahmi dengan kami,” katanya.

Setiap tahun, kata dia, Babussalam memberangkatkan jemaah sebanyak 1 kloter dengan jumlah 400 orang lebih.

Manasik perdana dihadiri ratusan calon jemaah haji Kota Palu. Nampak pula Ketua Forum KBIH KH. Qosim Saleh, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Palu, Ma’sum Rumi dan sejumlah Pimpinan PT. Babussalam dan pemuka agama.

Kepala Kantor Kemenag Kota Palu, H. Ma’sum Rumi menuturkan, manasik perdana itu dimaknai sebagai upaya positif meningkatkan pengetahuan calon jemaah haji.

“Saya berharap agar para jemaah dapat mengikuti kegiatan ini dengan serius, karena berbeda jemaah haji yang aktif mengikuti manasik dan yang tidak,” katanya.

Ma’sum menambahakan, pemahaman ilmu manasik itu sangatlah penting ketika sudah berada di tanaha suci. Semakin banyak mengikuti manasik, maka semakin bagus.

Dia juga menyarankan kepada KBIH untuk melaksanakan bimbingan dengan sebaik-baiknya.

“KBIH adalah mitra kementerian agama. Pada prinsipnya, yang namanya mitra harus didukung,” tambahnya.

Dia juga mengingatkan para calon jemaah agar menghilangkan asumsi bahwa jemaah KBIH itu bukan jemaah dari kementeriaan. Sebab kata dia, KBIH bukan peneyelenggara ibadah haji, tapi suatu organisasi yang menangani khusus bimbingan calon jemaah haji.

“Kalau saya mengutip pernyataan yang disampaikan Ketua Forum KBIH pusat, KBIH adalah anak dari kementerian agama. Oleh karena itu saya berharap peran dari semua unsur terkait untuk meluruskan hal ini sehingga tidak terjadi perbandingan antara jemaah satu sama lain,” tutupnya. (HAMID)