SIGI – Progres pembangunan gedung Madrasah Tsanawiyah (MTs) Alkhairaat Desa Bobo, Kecamatan Palolo, yang tidak kunjung selesai menuai pertanyaan. Bahkan, pelaksana proyek itu terkesan menghilang.
Proyek itu dilaksanakan oleh PT. Sentra Multikarya sejak tahun 2020 lalu. Akibatnya, pada penerimaan siswa baru tahun ajaran 2021, terjadi penurunan minat siswa, bahkan proses belajar mengajar juga terganggu.
Tokoh masyarakat setempat, Othe Irawan berharap, agar pihak perusahaan segera menyelesaikan pembangunan MTs tersebut. Karena sangat mempengaruhi aktivitas di madrasah tersebut.
“Saya juga sebagai alumni di MTs ini, menginginkan pihak kontraktor tidak menunda lagi dengan berbagai alasan, harus segera diselesaikan bangunannya,” tegasnya.
Othe mengaku sudah menanyakan pihak PUPR Sigi atas keterlambatan penyelesaian gedung itu, namun pihak PUPR Sigi sama sekali tidak mengetahui, karena, dana pembangunan itu berasal dari Bank Dunia.
“Dari papan proyek dananya sebesar Rp 34 Miliar lebih, ada sejumlah sekolah yang dikerjakan termasuk MTs Bobo, dengan kondisi saat ini kiranya pihak Komda Alkhairaat Sigi maupun Kemenag Sigi bisa mencari tahu pihak yang melakukan pengerjaan tersebut,” ujarnya.
Kepala madrasah (Kamad) MTs Bobo, Ernamengatakan, sejak awal mengucapkan terimakasih atas bantuan pembangunan MTs Bobo yang dipimpinnya sampai saat ini. Namun dalam perjalanannya pembangunan tersebut tidak kunjung selesai sampai tahun 2021.
“Sampai saat ini pihak perusahaan tidak ada lagi koordinasi dengan kami, apakah akan dilanjutkan atau tidak dan tentunya kami merasa dirugikan. Sebab, gedung yang sudah terlanjur dibongkar dengan pengerjaan yang tidak selesai, serta berdampak pada proses belajar mengajar,”keluhnya.
Erna sangat mengharapkan agar pihak perusahaan dapat menyelesaikan tahun ini, dan jangan sampai menyeberang pada tahun depan lagi, agar proses belajar tahun depan dapat berjalan dengan baik, walaupun sampai saat ini terkait dengan mobiler juga dijanjikan akan diadakan.
Diketahui, dua gedung MTs Bobo yang dilakukan pengerjaan sebanyak delapan ruangan, dimana dalam satu gedung terdapat empat ruangan. Dari pantauan media ini, pekerjaan itu terkesan dilaksanakan secara asal-asalan.
Reporter : Hady
Editor : Yamin