Proposal Project Delegasi Sulteng Terbaik di Ajang Festival Pemuda 2022

oleh -
Dari kiri ke kanan: Ardian (Ketua Tim, Faperta, 2019), Herditha Asya Putri (anggota, Faperta, 2019), Riskia Nur Azisah (anggota, Faperta, 2019), Sanrah Ayudya Ekawaty (anggota, Faferta, 2019) dan Muhammad Muflih Gani (Koordintor Wilayah, Fakultas Hukum, 2018). (FOTO: DOK. TIM)

PALU – Delegasi Sulawesi Tengah (Sulteng) berhasil meraih yang terbaik dalam penilaian Proposal Project di ajang Festival Pemuda 2022, di Kota Surabaya.

Mengangkat judul Penerapan Sistem Vertiminaponik sebagai Solusi Keterbatasan Air Tawar bagi Para Pelaku Budidaya Ikan di Kecamatan Dolo, tim yang dipimpin Ardian dari Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Tadulako (Untad) itu berhasil mengungguli delegasi lain dari 33 provinsi yang ada di Indonesia.

Ardian kepada media ini, Jumat (18/11), mengatakan, Festival Pemuda 2022 diselenggarakan Yayasan Pondok Kasih dan Harapan Pemuda Indonesia berkolaborasi dengan beberapa pihak. Festival Pemuda tersebut berlangsung tangga 13 – 16 November. 

“Masing-masing Provinsi diwakili 4 orang yang lolos dalam seleksi essai. Kegiatannya sendiri mulai tanggal 13 sampai 15 di Ubaya Training Center (UTC) Trawas Kabupaten Mojokerto. Tanggal 16 itu agendanya Napak Tilas di Balai Pemuda Surabaya sekaligus simposium kebangsaan dan pengumuman juara Proposal Project Ayo Muda Berkarya,” jelas Ardian.

Ardian menambahkan bahwa, empat orang dari Sulteng mengikuti seleksi essai secara terpisah dengan waktu seleksi satu bulan lebih. Mereka menjadi tim setelah keempatnya dinyatakan lolos sebagai perwakilan Sulteng.

Koordinator Wilayah Sulteng yang juga mahasiswa Fakultas Hukum Uuntad, Muhammad Muflih Gani, memaparkan, proposal project yang dibuat masing-masing provinsi diseleksi menjadi 10 besar, lalu dipresentasikan untuk dinilai.

“Pada akhirnya diumumkan 5 proposal project unggulan yang mendapatkan Rp10 juta untuk biaya pengembangannya di hari puncak kegiatan Festival Pemuda. Delegasi Sulteng adalah terbaik pertama dari lima proposal project tersebut,” papar Mugan, sapaan akrabnya.

Menindaklanjuti pengembangan proposal tersebut, pihaknya akan melakukan metode pentahelix ke pemerintah desa dan Pemerintah Kabupaten Sigi, lalu melakukan survey ke masyarakat sekaligus sosialisasi.

“Kami juga akan menggunakan media sosial dan radio untuk penyebaran informasi,” katanya.

Reporter : Iker
Editor : Rifay