PALU – Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi tengah (Sulteng) membentuk Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R) di seluruh Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat dan PIK Mahasiswa di kampus-kampus.
“Angka pernikahan di bawah usia 20 tahun masih sangat tinggi, program terus kami upayakan yang libatkan pelajar SMA dan mahasiswa dan mahasiswi untuk menjalankan program Generasi Berencana (GenRe) di Sulteng,” ujar Kepala Bidang Pengendalian Penduduk (Dalduk) BKKBN Sulteng, La Ode Dia, di Palu. Rabu (11/11).
Kata dia, usia di bawah 16 tahun juga masih banyak terjadi di Sulteng. Secara persentase, diasumsikan, empat dari 10 perkawinan di Sulteng adalah berusia di bawah 20 tahun.
“Untuk menekan pernikahan anak ini, kita melakukan belbagai kebijakan, salah satunya membentuk PIK R di sekolah dan PIK Mahasiswa di kampus. Setiap anggota GenRe, diharapkan mampu menjadi pendidik sebaya untuk memberikan informasi kepada teman-teman sebayanya agar mendewasakan usia kawin,” kata La Ode Dia.
Untuk diketahui, ada tiga persoalan utama menyebabkan pernikahan anak di Sulteng masih tinggi, yakni faktor ekonomi, pemahaman kurang oleh masyarakat dan pergaulan bebas alias seks bebas.
Sementara itu, tingkat pernikahan anak tertinggi di Sulteng berada di Kabupaten Buol, Parigi Moutong dan Kabupaten Banggai. Sedangkan daerah dengan angka pernikahan anak terendah di Sulteng adalah Kota Palu. (YAMIN)