PALU – Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulteng mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) di daerah ini, masih tinggi. Sesuai target Millenium Development Goals (MDGs) terakhir tahun 2012, seharusnya AKI di Sulteng hanya sebanyak 102. Tapi beradasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) di tahun yang sama, ternyata kematian ibu jauh dari target yakni 359 per 100 ribu kelahiran ibu.
“Target kita melenceng jauh,” kata Kepala Seksi (Kasi) Penyusunan Parameter Kependudukan, Perwakilan BKKBN Sulteng, La Ode Dia, Selasa (29/5).
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab AKI semakin naik, salah satunya adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk ikut program Keluarga Berencana (KB).
“Kami dari BKKBN mengambil peran penting untuk menurunkan angka kematian ibu itu melalui KB,” katanya.
Sesuai hasil SDKI 2012, penggunaan alat kontrasepsi di Sulteng masih di angka 52,5 persen. Artinya, setiap 100 pasangan usia subur hanya 52 orang yang ber-KB. Kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi juga tinggi yakni 15,1 persen. Artinya, diantara 100 pasangan, yang tidak terlayani adalah sebanyak 15 orang.
“Alasan yang diberikan antara lain, harga yang tidak terjangkau dan jauh dari fasilitas kesehatan,” tambah La Ode.
Lebih lanjut dia mengatakan, menyukseskan program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) tidak bisa hanya dilakukan BKKBN sendiri, tapi harus melibatkan mitra seperti dinas kesehatan dan kader yang ada di desa.
“Karena mayoritas suksesnya progam KB itu berada di tangan mitra. Untuk Dinas Kesehatan dalam hal pasang alat kontrasepsi. Kemudian untuk merayu orang supaya ber-KB adalah di tangan petugas lapangan, mereka bukan dari BKKBN tapi pegawai Pemda,” jelasnya.
La Ode berharap, seluruh pemangku kepentingan di semua tingkatan serta mitra kerja dan seluruh lapisan masyarakat dapat bersinergi, berkolaborasi dan berkomitmen untuk melaksanakan kebijakan dan strategi pelaksanaan program KKPBK, terutama untuk menjangkau wilayah-wilayah dengan pencapaian program yang masih rendah. (YAMIN)