PALU, – Guru Besar sekaligus Pakar Filsafat Islam Profesor Lukman Thahir menggagas konsepsi Mutiara Keilmuan Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama yang menjadi solusi jalan tengah menyatukan dikotomi ilmu antara ilmu umum/sains dengan ilmu agama.

“Tantangan dunia pendidikan yaitu, saat ini kita masih terjebak dalam dikotomi ilmu di mana ilmu agama berjalan sendiri dan ilmu umum/sains berjalan sendiri. Oleh karena itu, Mutiara Ilmu hadir sebagai konsepsi kebutuhan metodologis atas perkembangan ilmu ilmu keagamaan atau ilmu keislaman dengan ilmu umum, di zaman modern,” ucap Profesor Lukman Thahir, di Kota Palu, Jumat.

Kerangka pemikiran konsepsi Mutiara Keilmuan UIN Datokarama, telah dikampanyekan oleh Profesor Lukman Thahir dalam Kuliah Umum semester ganjil, yang dihadiri ribuan mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan kampus 1000 mimpi tersebut.

Di hadapan civitas akademik, Profesor Lukman menerangkan bahwa paradigma Mutiara Keilmuan dalam implementasinya mengadopsi cara kerja Tiram dalam proses pembentukan mutiara.

Di antaranya, tiram akan berfungsi sebagai perlindungan dari bahaya gangguan benda asing atau partikel – partikel, dalam pembentukan mutiara. Konsepsi Paradigma Mutiara keilmuan UIN Datokarama juga berfungsi sebagai pelindung paradigma keislaman yang telah ada di kampus tersebut, namun tidak menghalangi masuknya ilmu – ilmu sains/ilmu umum.

“Lewat mutiara keilmuan, ada cara merespons ilmu – ilmu sains atau ilmu ilmu umum yang ada, yaitu, ilmu umum diolah dengan pendekatan menggunakan Wahyu dalam Islam, inilah salah satu tahap pembentukan mutiara keilmuan UIN Datokarama,” ujarnya.

Dalam paradigma Mutiara Keilmuan UIN Datokarama, Wahyu dalam Islam berfungsi sebagai bungkusan yang penekanannya pada tiga aspek yaitu penguatan aqidah, syariah, dan akhlak.

“Inilah bungkusan pertama. Pendekatan wahyu inilah yang diintegrasikan dengan ilmu – ilmu umum, yang orientasinya tetap mengarah pada penguatan aqidah, syariah dan akhlak, jadi ilmu umum tidak merubah fondasi awal,” ucapnya.

Selain dengan pendekatan wahyu, Profesor Lukman menyebut, pada bungkusan berikutnya yaitu diperkuat dengan pandangan – pandangan tokoh Islam klasik.

Dengan semangat Mutiara Keilmuan UIN Datokarama inilah, Profesor Lukman Thahir menginspirasi para civitas akademika UIN Datokarama untuk mulai berpikir dan berkarya dengan paradigma baru.

​​Gagasan ‘Mutiara Keilmuan’ ini mendapat sambutan positif, tidak hanya di kalangan mahasiswa tetapi juga para dosen dan akademisi. ​Dengan konsepsi ini, UIN Datokarama Palu berharap dapat melahirkan generasi-generasi baru yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kedalaman spiritual dan karakter yang mulia. Gerakan ini adalah langkah nyata untuk mewujudkan cita-cita pendidikan Islam yang holistik, di mana ilmu pengetahuan dan nilai-nilai keagamaan saling menguatkan.

​”Kami ingin menciptakan akademisi yang mampu melihat Tuhan dalam setiap fenomena alam dan manusia. Ini adalah sebuah misi besar, dan saya yakin kita bisa melakukannya,” pungkas Profesor Lukman Thahir dengan penuh optimisme.*