PALU – Senior Felow Institut Leimina, Prof. Alwi Shihab mengatakan Program literasi agama lintas budaya, bukan suatu hal yang baru. Hal tersebut disampaikannya dalam kegiatan sosialisasi membangun literasi keagamaan lintas budaya, oleh Institut Leimina di Aula Fakultas Agama Islam Universitas Alkhairaat (Unisa) Palu, Sabtu (26/3).
“Inti dari pada program tersebut, adalah bagaimana umat secara pribadi dapat berinteraksi dengan pihak lain, dengan berpedoman kepada sumber pokok, yakni Alquran dan keteladan” kata Prof. Alwi Shihab melalui sambungan zoom.
Prof Alwi menjelaskan, bahwa dua sumber pokok yakni Alquran dan keteladanan kepada pribadi Nabi Muhammad Shalallah alaihi wasalam. Dalam berdakwa misalnya, Nabi Muhammad sangat santun. Bahkan dalam dakwahnya Nabi mengingatkan agar berdakwah tidak menakut-nakuti umat. Tetapi senantiasa memberikan kabar gembira kepada umatnya.
“Dakwah Nabi itu sangat santun, bahkan nabi memperingatkan kalau berdakwah jangan menakut-nakuti orang tapi berikan kabar gembira. Banyak orang takut dengan ungkapan khtubah banyak hal yang menakutkan,” katanya.
Panitia Pelaksana dari Universitas Alkhairaat Palu, Dr. Khaerullah Arif, menjelaskan, angkatan pertama program membangun literasi agama lintas budaya, efektif berjalan pada 23 Mei sampai dengan 27 Mei 2022 mendatang, usai pelaksanaan Haul Guru Tua.
Menurut dia, setiap pelatihan dan angkatan akan diikuti sekitar 500 lebih peserta melalui daring atau via zoom. Pesertanya, teridiri dari para guru madrasah, dosen dan mahasiswa di lingkungan Alkhairaat.
Program ini kata dia, akan terus berjalan hingga tahun 2024 mendatang, dengan target keikutsertaan peserta sebanyak 3 ribu lebih.
Rep: Nanang IP