PALU – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) memilik alasan teknis, sehingga tidak melakukan ekspor langsung hasil produksi perikanan di wilayahnya.
“Sebenarnya setiap tahun kita ekspor udang, cuman larinya ke Makassar. Itu yang menjadi salah satu masalah kita,” ucap Kepala Bidang Budidaya dan Pengolahan, Pemasaran Hasil Perikanan (DKP) Sulteng, Muhammad Syafar baru-baru ini, di Palu.
Kata Syafar, yang menjadi masalah adalah, Sulteng belum memiliki pelabuhan atau bandahara Internasoinal. Atas kondisi tersebut, maka hasil produksi Sulteng hanya tercatat di Makassar sebagai penghasil udang. Padahal produksi udang Sulteng lebih banyak dari Makassar.
“Kita catat di sini tetapi di Makassar juga catat bahwa itu produksi mereka. Masalah kita itu saja, yakni Bandara Internasional,” katanya.
Dia mencotohkan, Provinsi Manado setiap saat melakukan ekspor karena memiliki Bandara Internasional. Bahkan produksi Ikan Nila disuplai langsung ke Negara Cina.
Begitu juga Kalimantan Timur, Ikan Nila dan Patin di eskpor langsung ke Jeddah Arab Saudi, karena daerah tersebut memiliki bandara internasional.
“Sebenarnya kita banyak stock, cuman pasti tidak melalui di sini, karena kalau kita melalui jalur laut pasti lama jalurnya,” terangnya.
Dia berharap, kedepan Sulteng bisa memiliki pelabuhan atau bandara yang berstatus internasional. Sehingga hasil produksi perikanan bisa tersuplai dengan baik.
“Mudah-mudahan gubernur baru kita ini bisa, dan ini masuk progam Pak Rusdi Mastura (Gubernur terpilih). Kalau itu jalan, kita bisa ekspor hasil laut kita, mungkin Cina atau Jepang, apalagi bisa tembus amerika, sudah enak kita,” tandasnya. (YAMIN)