DONGGALA – Kopi Donggala belakangan sedang naik daun, terutama sejak adanya hasil produksi dari Desa Nupabomba, Kecamatan Tanantovea yang dinilai memiliki rasa khas. Meskipun jenis kopi Robusta tersebut terdapat di berbagai tempat, namun yang ada di Nupabomba dianggap memiliki aroma yang lebih terasa.
“Rasanya memang sangat khas, aromanya dan lain dari rasa kopi yang umum kita minum. Nah, yang dari Nupabomba ini sangat enak rasanya dan beberapa pelanggan menyatakan tidak bosan meminumnya,” kata Rinaldy, salah satu pemilik kafe di Donggala, Rabu (06/04).
Rinaldy hanyalah salah satu di antara beberapa barista dan pemilik café di Donggala yang menyediakan kopi robusta asal Nupabomba. Setiap stok habis, Rinaldy memesan langsung ke Nupabomba dengan harga pergilogram antara Rp120 ribu hingga Rp150 ribu dalam bentuk biji yang telah digoreng.
Pemasaran kopi Nupabomba bukan hanya di wilayah Sulawesi Tengah, melainkan telah memasuki pasaran nasional melalui sistem belanja dengan aplikasi. Salah satu merek yang terkenal adalah Napeto (kental) dalam kemasan standar nasional telah masuk ke toko-toko dan penjualan melalui pesanan keranjang belanja.
Dari produksi dan pemasaran ditangani BUMDes Nupabomba dengan sistem pemberdayaan petani kopi. Sejumlah pameran atau festival diikuti untuk memperkenalkan produk kopi lokal dengan cita rasa global, terakhir tampil pada Festival KADIN Kabupaten Donggala.
Ayub, salah satu pengelola kopi Nupabomba, menyebut, saat ini di desa itu terdapat 40 orang petani kopi yang cukup produktif dengan luas lahan sekitar 30 hektare. Namun demikian, kata dia, dalam waktu dekat akan dibuka lahan baru yang luasnya sekitar 50 hektare untuk meningkatkan produksi.
“Sebetulnya tanaman kopi terluas di Kabupaten Donggala berada di Kecamatan Banawa Tengah mencapai luas 131 hektare dengan produksi panen 84 kilogram, disusul Kecamatan Sojol, Pinembani dan Sindue Tobata. Namun dari hasil produksi di kawasan tersebut belum popular dalam memasuki pasaran global,” ujar Ketua BUMDes Nupabomba itu.
Menurut Kasubag Program, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Donggala, Ishak Nazaruddin, tanaman kopi di Kabupaten Donggala memang sangat potensial. Setiap tahunnya, kata dia, hasil panen kopi keseluruhan mencapai 378.516 kilogram dari luas 703 hektare. Dari jumlah tersebut yang menghasilkan sekitar 522 hektare dan 38 hektare tidak menghasilkan.
“Tanaman kopi di wilayah Kabupaten Donggala umumnya milik petani perorangan dan terdapat di semua kecamatan dari Sojol Utara sampai ke Rio Pakava,” kata Ishak.
Reporter : Jamrin AB
Editor : Rifay