PALU— Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara Daerah Sulawesi Tengah menggelar diskusi virtual bertajuk “Presiden Mahasiswa Berbagi Cerita Sulteng Dan Perlawanan Terhadap Apatisme” melalui Instagram Live @bemnus_sulteng, Jumat tadi.
Acara tersebut menghadirkan empat presiden mahasiswa dari berbagai kampus di Sulawesi Tengah sebagai pembicara utama, yakni Rahman Musa (UIN Datokarama Palu), Alfi Syahri Hadi (UNTIKA Luwuk), Januardi Angila (UNISMUH Palu), dan Haikal Zaki (Universitas Alkhairaat Palu).
Diskusi tersebut berangkat dari keprihatinan atas maraknya sikap apatis di kalangan mahasiswa, yakni kondisi ketika mahasiswa sebagai agen perubahan dan kontrol sosial menjadi tidak peduli terhadap isu-isu sosial dan kemasyarakatan.
Para narasumber sepakat bahwa apatisme tidak hanya disebabkan oleh faktor personal mahasiswa, tetapi juga oleh persoalan struktural dan sistemik, termasuk pengaruh algoritma media sosial cenderung melemahkan narasi perjuangan mahasiswa.
Para presiden mahasiswa hadir menyampaikan bahwa BEM dan DEMA masih memiliki peran penting dan relevan untuk menjadi ruang penggerak kesadaran kolektif di lingkungan kampus.
Berbagai pendekatan telah diupayakan, mulai dari emosional hingga struktural, guna menghidupkan kembali semangat pergerakan mahasiswa.
Langkah-langkah kreatif seperti penyediaan ruang diskusi berupa tempat ngopi dan perpustakaan mini oleh BEM, penyelenggaraan kajian rutin, serta komunikasi intensif kepada mahasiswa menjadi bagian dari strategi melawan apatisme.
Para pimpinan mahasiswa juga menegaskan pentingnya momentum besar mampu membangkitkan semangat kolektif, meski diakui bahwa momentum seperti itu masih jarang terjadi.
Ke depan, mereka menyampaikan komitmen terus mencari formulasi khusus dalam merespons persoalan apatisme, termasuk melalui pembentukan forum mahasiswa se-Sulawesi Tengah yang fokus pada solusi konkret terhadap masalah-masalah mahasiswa dan aktivisme kampus saat ini.
Acara tersebut menjadi ruang reflektif sekaligus inspiratif, menunjukkan bahwa harapan atas kebangkitan kesadaran mahasiswa tetap hidup melalui peran aktif para pemimpinnya.
Reporter :**/IKRAM