PPI Jatah Pedagang 100 Liter Minyak Curah Subsidi

oleh -
Seorang pedagang menyuling minyak goreng curah ke dalam jerigen, hasil dari pendistribusian oleh PT Perusahaan Perdagangan Indonesia di Pasar Inpres, Kota Palu, Selasa (22/03). (FOTO : PFI PALU)

PALU – PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) menjatah 100 liter minyak curah subsidi untuk setiap pedagang yang ada di pasar Inpres, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (22/03).

PPI mengklaim hal itu sebagai salah satu upaya solutif, untuk menjamin ketersediaan stock minyak goreng dalam pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat.

“Kalau 100 liter itu berarti setiap pedagang dapat lima jerigen minyak curah subsidi ini, dan ini sebagai upaya pemerintah untuk menjaga stock ini minyak goreng ini terus ada meskipun ya subsidi,” kata Branch Manager PT.PPI Cabang Palu, Tri Soerjanto usai pendistribusian di Pasar Inpres Palu, Selasa (22/3)

Soerjanto menjelaskan, pendistribusian kali ini merupakan yang kedua dilakukan oleh PPI, sedang sebelumnya penyaluran serupa berlangsung di Pasar Masomba Palu.

BACA JUGA :  BI Sulteng Jadikan Ponpes Madinatul Ilmi sebagai Percontohan menuju Pembentukan Hebitren

Pada dua titik pendistribusian itu, PPI mengalokasikan masing-masingnya 8 ton minyak curah subsidi, dengan jatah setiap pedagang sebanyak lima jerigen atau 100 liter.

Dalam penyaluran minyak goreng curah subsidi itu, pihak perusahaan perdagangan Indonesia menggunakan sistem kupon untuk mencegah penerima ganda.

Tercatat ada 118 total pedagang yang ada di pasar Masomba dan Inpres Palu, sudah menerima pendistribusian minyak curah subsidi oleh PPI.

“untuk pasar Masomba ada 29, kalau di Inpres ini ada 89 pedagang, dengan harga yang kita berikan itu Rp13 ribu sesuai peraturan yang berlaku, nanti kalau dari pedagang ke masyarakat itu harganya Rp14 ribu,” jelasnya.

BACA JUGA :  PT Vale Libatkan Masyarakat dalam Rencana Eksplorasi Blok Tanamalia

Ia mengemukakan penugasan pendistribusian itu, ditetapkan akan berlangsung hingga bulan Juli mendatang, atau berlaku selama enam bulan setelah ditetapkan bulan lalu oleh pemerintah.

Meski begitu, akan tetap menyesuaikan dengan kondisi ketersediaan yang ada di pasar saat ini, atau tidak menutup kemungkinan bisa berlangsung lebih cepat dari waktu yang sudah ditentukan jika peredaran minyak goreng kemasan maupun curah normal kembali.

Karena itu, Soerjanto tidak dapat memastikan jumlah total jatah yang diberikan bagi Provinsi Sulawesi Tengah dari total 100 ton yang sudah disiapkan oleh PT Tanjung Saran Lestari (PT TSL).

“belum juga kita bisa pastikan, hanya memang provinsi Sulteng, Gorontalo dan Sulsel itu kebagian 100 ton, rincian masing-masingnya belum kita pastikan berapa,” katanya.

BACA JUGA :  PEN 7.0, Program Sosial Perwira Pertamina menjadi Pengajar di Sekolah Dasar

Selanjutnya, Soerjanto menambahkan saat ini ketertatikan masyarat dalam menggunakan minyak goreng masih sangat dominan pada minyak kemasan, ketimbang minyak curah.(Faldi)