PALU – Pimpinan Daerah Perhimpunan Pergerakan Indonesia (Pimda PPI) Sulteng, menggelar dialog kebangsaan dengan tema Bahaya Laten Komunisme, Meneropong dan Menangkal Kebangkitan Komunis di Indonesia yang berlangsung di Warkop Radja Jalan Jenderal Katamso Palu, Selasa (18/7) malam ini.
Kabid Kepemudaan PPI Sulteng, Sofyan A. Saum, mengatakan narasumber dalam dialog itu diantaranya, Danrem 132/Tadulako Kolonel Inf. Muhammad Saleh Mustafa, Kapolda Sulteng Brigjen Pol Drs.Rudy Sufahriadi, Kesbangpol Sulteng Drs. H Ikhwan dan Akademisi Universitas Tadulako yang sekaligus pengamat politik yakni, Dr.Darwis, M.Si.
“Adapun peserta dialog berkisar 150 orang yang terdiri dari organisasi keagamaan, kemahasiswaan, kepemudaan, kemasyarakatan, LSM serta komunitas–komunitas yang ada di Kota Palu,” ungkap sofyan kepada wartawan media ini, Selasa (18/7) sore.
Menurunya, tak bisa dipungkiri bahwa akhir–akhir ini isu kebangkitan komunis di Indonesia sempat menjadi trending topik. Memang tak lagi berbentuk organisasi seperti halnya PKI, melainkan berupa simbol-simbol yang mudah digunakan dan disebarkan di kalangan masyarakat luas.
“Sehingga melalui ruang ilmiah ini kita mampu meneropong dan mentransformasi upaya penangkalan atas kebangkitan maupun keberadaan komunis” ujar Sofyan yang juga ketua panitia pelaksana dialog.
Sementara itu, menurut Sekretaris PPI Sulteng Muh. Rafiq, bahwa The Block With in ialah istilah populer sekaligus strategi kekuatan sel politik komunis, sehingga panggung dan festival komunisme ibarat seekor merpati yang membawa pesan pada tuannya. Karenanya bangsa Indonesia dan masyarakat Sulawesi Tengah harus waspada, atas upaya kebangkitan komunis yang boleh di kata propaganda lanjutan visi G30S-PKI 1965. Untuk itu, Pancasila wajib dilindungi secara kolektif.
“TAP MPRS Nomor 25 1966, adalah ketentuan hukum tetap atas pelarangan keberadaan komunisme di Indonesia. Untuk itu perbaikan kualitas intelektual generasi merupakan pekerjaan rumah yang harus dihidupkan kembali agar semangat pengayaan dan penghayatan terhadap Pancasila, terus terbangun dan terjaga,” jelas Muh. Rafiq. (Apriawan)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.