PALU – Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) PT Poso Energy menantang DPRD Sulawesi Tengah (Sulteng), untuk membuktikan dampak kerusakan yang disebabkan oleh perusahaan di Desa Sulewana, Kabupaten Poso.

“Kalau memang anggota dewan kurang setuju, bisa datang ke lokasi lagi,” kata kuasa direksi PT Poso Energy Haves dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Kantor DPRD Sulteng, Kota Palu, Rabu (10/9).

Dia menjelaskan perusahaan telah menerima laporan sejak tahun 2012. Saat itu, perusahaan telah menurunka tim teknis, tim geologi hingga tim teknik sipil untuk mengecek persoalan itu.

“Kami punya kesimpulan sendiri, bahwa itu bukan dampak dari Poso Energy,” ujarnya.

Selain itu, dalam pertemuan mediasi di Kantor Gubernur Sulteng beberapa waktu lalu, dia telah mengusulkan untuk membentuk tim independen. Alasannya, dinas ESDM mempunyai tim geologi untuk menilai kerusakan itu.

“Saya berkomitmen, ketika itu dampak dari Poso Energi, saya akan bertanggung jawab. Saya ulangi, ketika dampak itu dari Poso Energy, saya yang tanggung jawab,” katanya menegaskan.

Haves terus mengulangi usulan pembentukan tim independen untuk menilai dan mencari kembali penyebab kerusakan rumah warga.

“Kita buat tim independen saja,
Kalau sekarang ada tim lain yang melakukan, tidak apa-apa, kami mendukung,” katanya.

Menurut dia, belum adanya kompensasi dari perusahaan, dikarenakan pihaknya ingin mengajarkan kepada warga, kalau kerusaka bukan karena Poso Energy, jangan dibilang itu karena perusahaan.

“Kalau itu dampak karena Poso Energy, kami akan mengakuinya,” katanya.

DPRD Sulteng menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama berbagai pihak diantaranya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sulteng, DLH Kabupaten Poso, PT Poso Energi, Pemerintah Kecamatan Pamona Utara dan pemerintah hingga masyarakat Desa Sulewana.

Warga Desa Sulewana menuntut ganti rugi kerusakan 28 rumah dan satu rumah ibadah, akibat dari aktivitas Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) PT Poso Energy.

Berdasarkan laporan verifikasi lapangan pada 28 Juli 2025, terdapat 10 rumah rusak ringan, sembilan rumah dan satu rumah ibadah rusak sedang, enam rumah rusak berat dan tiga rumah terverifikasi karena berlokasi ditepi sungai yang merasa khawatir akan keselamatan mereka.