MOROWALI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Morowali, bekerja sama dengan Alkhairaat dan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), membangun pondok pesantren modern di Kecamatan Bahodopi, Morowali, Sulawesi Tengah.
Ponpes itu digadang-gadang sebagai pesantren modern terbesar di Sulawesi. Lokasinya dibangun di atas lahan 10,3 hektare yang berasal dari wakaf Pemerintah Desa Bahomakmur, Kecamatan Bahodopi.
Ketua Yayasan Alkhairaat SIS Aljufri, Habib Ali Bin Muhammad Aljufri berharap, kehadiran ponpes tersebut, kelak tidak hanya melahirkan orang-orang yang berilmu, tetapi yang terpenting berahlak mulia.
“Kita memerlukan pendidikan. Di samping kita membangun fisik untuk kemajuan, kita juga membangun jiwa dan rohani. Apa yang akan kita buat ini (ponpes), bukan untuk generasi yang sekarang ini, tetapi mereka, generasi dimasa yang akan datang,” kata Habib Ali usai melaksanakan peletakan batu pertama Ponpes Nurul Khairaat, Ahad (21/08).
Menurutnya, kenikamatan yang dirasakan hari ini adalah peninggalan dari kerja keras pendahulu.
“Jika bukan karena keringat dan darah orang dahulu kita tidak akan berdiri dengan aman saat ini. Ibarat pelari estafet, kita adalah pemegang tongkat saat ini, jika tongkat itu jatuh dari tangan kita maka kita lah yang dipersalahkan. Kenapa bisa jatuh, kami sudah berbuat ini berbuat itu tetapi engkau sia-siakan usaha ini. Jika pertanyaan itu juga Allah timpakan kepada kita, apa jawaban kita,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Bupati Morowali, Taslim dalam sambutannya mengatakan, pembangunan ponpes ini akan menjadi satu wadah pendidikan yang mampu menjawab tantangan hari ini. Baginya, hal ini menunjukkan sebuah peradaban besar, yang akan menjadi penyeimbang dari teknologi yang ada saat ini. Ponpes ini juga, kata Taslim, akan menyiapkan sumber daya manusia yang lebih baik lagi ke depan.
“Ini tanggung jawab besar kita. Kita sangat kekurangan sarana dan prasarana pendidikan. Pembangunan pesantren ini, akan menjadi salah satu wadah yang bisa dimanfaatkan oleh anak-anak di Morowali secara umum, khususnya di Bahodopi. Sehingga sangat diharapkan dukungan dari semua pihak untuk mengambil bagian dalam proses pembangunan pondok pesantren ini,” jelas Taslim.
Sementara, Direktur Operasional PT IMIP, Irsan Widjaja mengatakan, PT IMIP melihat ponpes ini nantinya akan memberikan kontribusi pada percepatan penyiapan sumber daya yang tangguh di Kabupaten Morowali.
“Kehadiran PT IMIP dalam proses pembangunan ponpes ini melengkapi komitmen PT IMIP untuk turut serta dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia di Morowali. Perusahaan meyakini bahwa, kekuatan banyak tangan akan membuat segala sesuatunya terasa ringan,” kata Irsan Widjaja.
Turut hadir dalam acara peletakan batu pertama tersebut jajaran Forkopimda Morowali, Forkopimcam Bahodopi, para kepala desa se-Kecamatan Bahodopi, serta para tokoh agama dan tokoh masyarakat di Kecamatan Bahodopi.
Pembangunan Ponpes Alkhairaat Bahodopi di lahan 10.5 hektar itu diperkirakan menghabiskan anggaran senilai Rp108 miliar.
Dana tersedia saat ini sebesar Rp7,5 miliar dari CSR PT IMIP dan Rp3 miliar dari Pemkab Morowali untuk pembangunan enam lokal ruang kelas dan masjid.
Pembangunan ponpes itu ditargetkan akan memakan waktu selama 3 tahun.
Untuk areal yang terletak di Desa Bahomakmur itu akan didirikan semua tingkatan pendidikan Alkhairaat mulai madrasah ibtidaiyah sampai aliyah.
Khusus untuk pesantren, Habib Ali memberikan nama Pondok Pesantren Madinatul Khairaat.
Reporter : Harits
Editor : Yamin