TOUNA – Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah yang berlokasi di Kecamatan Ampana Tete, Kabupaten Tojo Una-Una (Touna), menyatakan dukungan penuh terhadap Satuan Tugas Operasi Madago Raya dalam mencegah penyebaran paham radikal di wilayah Sulawesi Tengah.
Ketua Pondok Pesantren Hidayatullah Touna, Khalid Raihan, mengungkapkan, saat ini masih ada kelompok atau individu yang memanfaatkan lembaga pendidikan agama untuk menanamkan paham radikal, khususnya kepada remaja.
Modus ini dinilai aman karena berpayung pada legalitas lembaga, sehingga sulit terdeteksi aparat.
“Di Pondok Pesantren Hidayatullah, kami menerapkan seleksi ketat bagi tenaga pengajar. Kami pelajari latar belakang pendidikan maupun kehidupan sehari-hari calon pengajar, agar tidak ada ruang bagi idiologi menyimpang masuk,” ujarnya.
Ponpes Hidayatullah Tojo Una-Una merupakan bagian dari Organisasi Massa Islam Hidayatullah yang berdiri di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada 5 Februari 1973 oleh mendiang K.H. Abdullah Said. Organisasi ini dikenal aktif mengirimkan dai ke daerah-daerah terisolasi dan memiliki cabang di seluruh Indonesia.
Saat ini, pondok memiliki 15 santri, seluruhnya anak warga lokal yang rumahnya berdekatan, sehingga belum ada santri yang tinggal di asrama.
Meski jumlah peserta didik terbatas, proses pembelajaran tetap berjalan normal, dengan program unggulan hafalan Al-Qur’an dan pengenalan wawasan kebangsaan.
Kegiatan belajar formal santri dilakukan di sekolah umum terdekat, sedangkan pembelajaran agama dan ekstrakurikuler dilaksanakan di lingkungan pondok, baik di masjid maupun ruang kelas.
Pondok Pesantren Hidayatullah memiliki tujuan di tiga bidang utama: sosial, kemanusiaan, dan keagamaan.
Sejak berdiri, pondok ini rutin menerima kunjungan pemerintah dan aparat kepolisian untuk memberikan pembinaan terkait pencegahan radikalisme dan penyalahgunaan narkoba.
Khalid Raihan menegaskan, pihaknya siap berkolaborasi dengan Satgas Madago Raya dan instansi lain demi menjaga lingkungan pesantren bebas dari pengaruh paham radikal.
“Kami sangat terbuka untuk menerima kunjungan dan kerja sama. Kami menolak tegas paham radikal dan siap membantu aparat keamanan dalam menjaga keamanan dan persatuan,” tegas Khalid. ***