Ponpes Darussholihhin Nahdlatul Wathan Dukung Program Deradikalisasi di Parimo

oleh -
FOTO: IST

PARIMO – Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren (Ponpes) Darussholihhin Nahdlatul Wathan, menyatakan mendukung Operasi Madago Raya dalam pencegahan penyebaran paham radikal di wilayah Kabupaten Parigi Moutong (Parimo).

Ponpes ini berada di Desa Auma, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parimo, didirikan salah seorang murid dari Syaikh Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yang bernama Haji Ahmad Abror pada tahun 2010.

Ustadz Sapawarwadi selaku pimpinan ponpes, mengatakan, pihaknya siap bekerja sama dan membantu pihak keamanan khususnya Satgas Operasi Madago Raya dalam rangka menjaga situasi kamtibmas serta menangkal penyebaran pemahaman radikal melalui kegiatan dakwah dan dunia pendidikan.

Ponpes ini sendiri merupakan salah satu cabang dari Nahdlatul Wathan yang berpusat di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yang didirikan oleh seorang ulama bernama Syaikh Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.

Jeniang pendidikan di Yayasan Ponpes Darussholihin Nahdlatul Wathan ini mulai dari Madrasah Ibtidaiyah yang setara dengan Sekolah Dasar (SD), Madrasah Tsanawiyah yang setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Madrasah Aliyah yang setara dengan Sekolah Menengah Umum (SMU).

Ponpes ini mengusung visi “Meningkatkan kualitas peserta didik yang berilmu, beriman dan bertaqwa serta unggul dalam penguasaan ilmu dan teknologi”.

Visi itu dijabarkan dalam sejumlah misi, yakni menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dan landasan dalam melakukan setiap aktivitas.

Menjalankan perjuangan Nahdlatul Wathan berdasarkan prinsip yakin, ikhlas dan istiqomah.

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kurikulum nasional.

Menjalankan pembiasaan pelaksanaan Sunnah Rasul SAW. Pada setiap dimensi kehidupan.

Mengadakan pelatihan peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan.

Pendirian ponpes bertujuan terwujudnya semangat berprestasi bagi peserta didik dalam belajar dan berkompetisi.

Terwujudnya peserta didik yang mampu beramal ilmiah dan berilmu alamiah.

Tertanamnya karakter disiplin, kepatuhan dan kejujuran pada diri setiap peserta didik.

Terpahaminya oleh peserta didik tata cara ibadah sesuai dengan kaidah ajaran Islam.

Terwujudnya peserta didik yang mampu bersikap, berperilaku dan berbahasa santun. *