PALU – Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (Polda Sulteng) menerjunkan 500 personel dari masing-masing kesatuan untuk mengamankan unjuk rasa yang akan digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), di halaman kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulteng, Kota Palu, Senin 11 April 2022.
“Totalnya ada 500an personel, itu sudah gabungan dari masing-masing kesatuan, nanti akan ada juga kemungkinan dari Brimobda,” kata Kasubddit Penmas Polda Sulteng, Kompol Sugeng Lestari, Ahad (10/4) malam.
Ia menjelaskan, ratusan peronel gabungan itu terdiri atas 277 personel dari Polda Sulteng, sedang 300 personel dari Kepolisian Resort (Polres) Palu. Pengerahan ratusan personel itu disebut berdasarkan analisa jumlah masa aksi, serta potensi yang akan terjadi didalam unjuk rasa itu.
Selain itu, pengerahan pasukan juga untuk merekayasa arus lalu lintas yang berdekatan dengan titik aksi.
Ditempat berbeda, Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Palu, Alfian Joan Komaling, Minggu Malam, di Palu, memastikan 300 personel yang diterjunkan itu tidak akan membawa senjata api untuk mengawal aksi demonstrasi mahasiswa se Kota Palu.
“Kami tidak akan membawa senjata api, besok saya pastikan anggota tidak membawa senjata api,” ungkap Alfian.
Ia menilai, kehadiran peserta unjuk rasa yang akan menggelar aksi damai itu, akan mendapat respon yang baik pula dari aparat kepolisian, sehingga dalam pengamanan tidak akan menggunakan senjata api.
Pun pihaknya berharap, agar anggota legislatif Sulteng akan menyambut serta menerima secara baik aspirasi yang akan dibawa oleh Mahasiswa, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan ditengah khidmatnya bulan Ramadan.
Sementara itu, Presiden Mahasiswa Universitas Islam Negeri Datokarama Palu (UIN Datokarama Palu), Wasir Kunjae menegaskan perpanjangan ataupun penundaan pemilihan presiden merupakan langkah mundur ditengah-tengah era demokrasi yang sudah berjalan seperti saat ini.
“kita sudah berjuang sampai dimasa lalu untuk sampe hari ini, dan yang semacam itu kembali digulirkan jelas adalah langkah mundur, karena itu kita menuntut untuk menyetop isu itu jangan sampai dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu lagi,” tegas Wasir Kunjae.
Ia mengemukakan, pun dengan adanya rapat terbatas yang sudah digelar oleh Presiden Joko Widodo beserta sejumlah menteri, hal itu tidak akan membatalkan aksi yang sudah tersepakati bersama secara serentak, Senin 11 April 2022.
Pun, ia memastikan tidak kurang dari 300 mahasiswa Universitas Islam Negeri Datokarama Palu akan bergabung dengan mahasiswa Universitas Alkhairaat serta Universitas Tadulako dalam aksi damai.
Dalam aksi damai itu, terdapat lima poin yang akan menjadi tuntutan para mahasiswa, yakni penolakan terhadap isu perpanjangan presiden, penstabilan harga minyak goreng serta Bahan Bakar Minyak.
“Kemudian penstabilan harga gas elpiji subsidi 3 kilogram, serta mendesak penyelsaian kasus penembakan masa aksi tolak tambang di Parigi oleh aparat, nanti ini yang akan kita suarakan besok,” pungkasnya.
Reporter : Faldi
Editor : Yamin