PALU – Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sulawesi Tengah (Sulteng), menggelar diskusi secara virtual dengan tema “Membangun Sinergitas Pemerintah dan Lembaga Agama dalam Rangka Menangkal Bahaya Paham Radikal”.
Diskusi tersebut menampilkan empat narasumber, yakni Muh. Amin Parakkasi selaku Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Drs. Udin Djamadin selaku Ketua Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), Dr. Abdul Gani Jumat selaku Akademisi Institut Agama Islam Indonesia (IAIN) dan AKP Ahmad Bagus Harun (Kasat Binmas Polres Sigi).
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muh. Amin Parakkasi, mengatakan, MUI adalah wadah berhimpun untuk yang beragama Islam. Berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh MUI selalu bekerja sama dengan pemerintah. Namu, kata dia, beberapa ormas yang terlibat masih sangat terbatas, seperti Nahdlatul ulama (NU), Alkhairaat, Muhammadiyah, Darul al Da’ wah wa al Irsyad (DDl).
“Kami masih bisa memberi penekanan bahwa ormas yang terlibat aktif di MUI sebagai tameng untuk menangkal paham radikalisme karena mereka sudah paham dalam menangani persoalan tersebut,” ujarnya, Rabu (23/12).
Pihaknya berharap agar Kesbangpol melakukan pendekatan dan pembinaan kepada ormas yang belum tergabung di MUI.
Sementara itu, Kepala Kesbangpol Sigi, Udin Djamadin, menyampaikan, dalam upaya menangkal paham radikalisme di Kabupaten Sigi, pihaknya selalu melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya paham tersebut.
“Melalui forum umat beragama, forum pembangunan kebangsaan Sigi, forum masyarakat, selama ini yang kami lakukan untuk membina masyarakat sehingga tidak terjadinya doktrin tentang paham radikalisme,” jelasnya.
Sedangkan Kasat Binmas Polres Sigi, AKP Ahmad Bagus Harun, mengatakan, pihaknya akan lebih progress melawan berbagai paham radikal yang ada di Indonesia terutama di Kabupaten Sigi.
“Dengan melakukan pendampingan, sosialisasi, membentuk forum masyarakat yang selama ini kami lakukan sehingga paham ini akan terminimalisir,” tuturnya.
Sementara itu, Dr. Abdul Gani Jumat, menambahkan, paham radikalisme masih sangat masif terjadi, terutama di kalangan kampus dan sekolah.
Hal ini yang harus diperhatikan oleh pemerintah sehingga generasi muda tidak terdampak paham tersebut.
“Olehnya, saya berharap agar seluruh elemen masyarakat dan pemerintah bekerja sama untuk menjaga kesatuan bangsa Indonesia,” pungkasnya. (RIFAY)