PARIMO – Ketua Wilayah Pemuda Muslim Indonesia (PMI) Sulawesi Tengah (Sulteng), Syahril Rachman, secara tegas mengutuk dan menyayangkan insiden yang menewaskan salah satu warga saat aksi penolakan Izin Usaha Pertambangan (IUP) milik PT. Trio Kencana oleh Aliansi Rakyat Tani (ARTI) Koalisi Tolak Tambang (KTT) di Desa Khatulistiwa, Kecamatan Tinombo Selatan, Parimo, Sulteng, Sabtu (12/02) malam.
“Kami Pimpinan Wilayah Pemuda Muslim Sulteng secara tegas megutuk keras atas insiden yang menewaskan pemuda desa Tada tersebut,” ungkapnya saat dihubungi, Ahad (13/02).
Ia menegaskan, seyogyanya aparat yang menjadi pengayom dapat mengambil langkah persuasif dan pendekatan humanis untuk membubarkan massa aksi, tanpa harus ada korban yang meninggal.
“Apapun alasannya, seharusnya pihak aparat keamanan mengedepankan cara humanis untuk meredam massa aksi, agar tidak berjatuhan para korban, apalagi sampai ada yang diduga tertembak dan meninggal,” katanya.
Ia mengatakan, aparat yang diberikan akses alat untuk mengayom dan melindungi, bukan untuk bertindak semena-mena. Sebab, alat itu dibeli dengan uang rakyat maka tugas utamanya adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darahnya.
Ia menambahkan, Pemuda Muslim Sulteng mengucap belasungkawa dan berharap, pihak-pihak yang terkait dapat mengawal insiden tersebut.
“Demi Nama kemanusiaan, kami turut berdukacita yang mendalam atas wafatnya Erfaldi menjadi korban, serta pihak yang berwenang dapat mengawal kejadian ini,” tutupnya.
Reporter : Mawan
Editor : Yamin