PLN Sulteng Menuju EBT 2030

oleh -
Team leader mapping data,jaringan dan pelanggan PLN Area Palu Yusmar saat menjadi narasumber dialog Pengembangan Energi Baru Terbarukan Festival Media ke-2 Hijau 2023 di Taman Gor Palu, Senin (11/12). Foto : IKRAM

PALU-PT Pembangkit Listrik Negara (PLN) melaksanakan 12 titik proyek pembangunan pembangkit terbaharukan di Sulawesi Tengah sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL ) 2021-2030.

Dua belas titik tersebut dengan pembangkit sebesar 396 Megawatt (MW) dengan rincian PLTMG Luwuk 40 MW (2023), PLTA Poso Peaker (2021),PLTM Tomata 10 MW (operasi 2022), PLTM Karo Kabalo 2,2 MW (operasi 2022), PLTU Palu 3 2 X 30 MW (2023), PLTM Koro Yaentu 10 MW (2024), PLTM Sulbagsel Tersebar 7,4 MW (2024).

PLTM Buleleng 1,2 MW (2024), PLTM Biak I 2 MW (2025), PLTM Biak II 1 MW (2025), PLTM Biak III 1 MW (2025) dan PLTM Halulai 1,2 MW (2028).

Hal tersebut disampaikan oleh Team leader mapping data,jaringan dan pelanggan PLN Area Palu Yusmar saat menjadi narasumber dialog Pengembangan Energi Baru Terbarukan Festival Media ke-2 Hijau 2023 di Taman Gor Palu, Senin (11/12).

Ia menjelaskan, PLN komitmen menuju carbon netral.Market sise utility di 2060 adalah 1.800 Terra Watt Hour (TWh),saat ini produksi listri adalah 300 TWh, ditambah luncuran 120 TWh dari program 35 GW.

“Sehingga ada ruang 1.380 TWh,untuk penambahan kapasitas pembangkit pbangkit EBT,”paparnya.

Ia menuturkan, porsi kapasitas PLTU di turunkan sejak 2020. Upaya retirement pembangkit fosil dimulai 2030 dan secara signifikan turun jumlahnya pada 2040 mengikuti selesainya kontrak pembangkit tersebut.

Ia mengatakan, pembangkit nuklir masuk pada 2040,untuk menjaga keandalan sistem seiring perkembangan teknologi nuklir semakin aman.

“Phase out seluruh pembangkit PLTU batu bara pada 2056 karena sudah tergantikan oleh Energi Baru Terbarukan(EBT). Sementara pengembangan pembangkit EBT mengalami peningkatan besar-besaran mulai 2028 dikarenakan kemajuan teknologi baterai semakin murah,” katanya.

Ia menambahkan, kemudian mengalami kenaikan secara eksponensial mulai 2040, dan pada 2045 porsi EBT sudah mendominasi total pembangkit.

“Dekade berikutnya seluruh pembangkit listrik di Indonesia berasal dari EBT,” ucapnya.

“Sementara rasio elektrifikasi sampai dengan Oktober 2023 ujar dia, dengan jumlah rumah tangga 813.026, rumah tangga berlistrik total 812.700 atau rasio elektrifikasinya mencapai 99,96 persen,” pungkasnya.

Reporter: IKRAM
Editor: NANANG