PKS Sulteng Diyakini Mampu Hadirkan Tokoh Perempuan

oleh -
Ketua BPKK DPP PKS, Kurniasih Mufidayati (kedua dari kiri) bersama Netty Prasetiyani Heryawan (kedua dari kanan), saat silaturrahim dengan kader perempuan PKS, di aula DPW PKS Sulteng, Jumat 08 Oktober 2021. (FOTO: DOK. DPW PKS SULTENG)

PALU – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), diyakini mampu menghadirkan tokoh perempuan dari internal partai. Tokoh perempuan PKS tersebut, bakal menjadi pilar dan penggerak dan pelopor kebaikan bagi masyarakat.

Hal ini karena melihat dinamika selama ini, serta potensi dengan segala sumber daya yang dimiliki partai tersebut.

“Insya Allah, saya yakin PKS Sulawesi Tengah mampu menghadirkan tokoh perempuan dari internal PKS,” kata Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS, Dr Hj Kurniasih Mufidayati M.Si, saat bersilaturrahim dengan kader perempuan PKS, di aula DPW PKS Sulteng kemarin.

Anggota Komisi IX DPR RI itu menambahkan, dasar dari keyakinannya tersebut karena melihat semua perempuan di PKS berpotensi untuk menjadi tokoh, tidak terkecuali kader perempuan PKS yang ada di Sulawesi Tengah.

“Sebab PKS memandang bahwa semua perempuan PKS, di mana pun berada akan menjadi pilar yang mampu menjadi pelopor kebaikan di masyarakat,” katanya.

Kurniasih yang didampingi Dr. Hj. Netty Prasetiyani Heryawan selaku anggota DPR-RI dari Fraksi PKS, menambahkan, perempuan PKS dibentuk secara bertahap melalui program BPKK, mulai dari menguatkan ketahanan keluarga melalui Rumah Keluarga Indonesia (RKI), menyediakan konselor keluarga untuk mengatasi masalah keluarga, hingga menggelar diklat fungsionaris perempuan agar anggota PKS semakin terampil berkhidmat di tengah masyarakat.

“Tentu saja semua ini harus diawali dengan membentuk kepribadian islami. Karena dengan itulah, Insya Allah, Allah akan berikan begitu banyak pertolongan-pertolongan,” ungkap Mufida.

Ia menambahkan, setelah membentuk kepribadian Islami, langkah selanjutnya adalah menguatkan dan mengokohkan keluarga sehingga terbentuk ketahanan keluarga.

“Ini satu langkah, satu step setelah membentuk kepribadian Islam. Dengan keluarga inilah akan terbangun masyarakat sholih,” tandasnya. (**)