“PKK Pahlawan Ditengah Masyarakat”

oleh -
Ketua TP PKK Kota Palu, Irmawati Hidayat saat menyampaikan materi pada pertemuan kader Posyandu dan PKK di Kompleks MAN 2 Palu, Selasa (10/10). (FOTO: MAL/HAMID)

PALU – Ketua Tim Penggerak PKK Kota Palu, Irmawati Hidayat, menyatakan, kader PKK dan Posyandu merupakan suatu kesatuan. Kader posyandu sebenarnya merupakan anggota PKK yang ada di kelurahan. Hanya saja mereka yang ada di Posyandu secara khusus menjadi bagian dalam pemerintahan yang dalam hal ini dibina Dinas Kesehatan.

Hal ini disampaikan di hadapan para kader PKK dan Posyandu Kecamatan Palu Timur dan Palu Selatan, di aula MAN 2 Palu, Selasa (10/10).

Istri Wali Kota Palu itu, menambahkan, tanpa disadari, dalam pergaulan dengan masyarakat sehari-hari seluruh kader sudah menjalankan 10 program pokok PKK.

“Jadi ibu-ibu ini adalah pahlawan. Saya kira, mereka yang telah menjadi anggota PKK diatas 5 tahun sudah sangat matang dan mengenal betul apa itu 10 program PKK,” tuturnya.

BACA JUGA :  Palu Barat Juara Umum STQH XXVII, Kecamatan Tawaeli Tuan Rumah Tahun Depan

Menjalankan Program PKK, lanjut dia, adalah pekerjaan mulia karena tidak mengharapkan sepeserpun imbalan, berkerja sungguh-sungguh dengan niat hanya untuk kemaslahatan masyarakat.

Olehnya, kata dia, pengurus PKK harus bangga dengan apa yang dikerjakan sebagai sosok pahlawan tanpa tanda jasa membantu masyarakat dalam bidang kesehatan serta memberikan pemahaman terhadap pertumbuhan anak, termasuk kesehatannya serta mengedukasi peran yang ada di dalam keluarga.

Lebih lanjut dia menuturkan, pada saat dirinya berkunjung di Kelurahan Kayumalue, dia mendapati ada salah satu keluarga yang sanagat menyedihkan, dimana ketiga anaknya menderita gizi buruk.

“Saya melihat langsung keadaan tiga anak itu dan hati saya merasa sedih. Miris sekali, setelah saya tanyai ternyata keluaraga itu sedang mengalami masalah, suaminya kawin lagi,” ucap Irmawati sambil meneteskan air mata.

BACA JUGA :  Budi Ace: Slank Cinta dan Respek Terhadap Rusdy Mastura

Setelah ditanyakan lebih jauh tentang keseharian keluarga itu, si ibu mengaku sejak ditinggal suami sudah jarang makan nasi, biasanya hanya numpang makan di tetangga.

“Walhasil dari Posyandu yang ada di daerah setempat, mereka diberi asupan makanan bergizi dan membantu mereka mengantisipasi persoalan gizi. Dengan kejadian seperti ini akan membuka mata hati kita untuk dapat membantu sesame serta terus semangat dalam menjalankan tugas dan peran kita di tengah masyarakat, menanamkan jiwa sosial dan kebersamaan serta toleransi dan kegotong royongan,” pungkasnya. (HAMID)