RATUSAN pemuda dari berbagai desa wilayah Kabupaten Poso menyemut di lapangan Desa Pinedapa, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Kamis (15/9).
Kedatangan mereka menghadiri Jelajah Budaya Rumah Kita Poso yang diselenggarakan Institut Mosintuvu bersama Pemerintah Desa (Pemdes) Pinedapa.
Gerakan bersama masyarakat akar rumput ini untuk mengembangkan, menguatkan nilai-nilai kebudayaan tana Poso untuk kehidupan yang berkedaulatan rakyat.
Jelajah Budaya Rumah KITA bentuk perjalanan keliling 12 titik dan Nilai Keberagaman / Diversity terdapat Desa Pinedapa.
Dalam Jelajah Budaya Rumah KITA Poso di Desa Pinedapa, tersebut setiap perwakilan pemuda dari desa menelusuri dan bertemu 16 keluarga, mencicipi kuliner, mendengarkan dan menyanyikan lagu daerah, mengamati baju adat, mencoba mengucapkan bahasa daerah dan melihat keunikan 16 suku tersebut.
Usai melakukan kunjungan tersebut, lalu dilakukan penandatanganan piagam keberagaman dan menetapkan Desa Pinedapa sebagai desa Keberagaman di Sulawesi Tengah.
Oleh perwakilan masing-masing suku, agama dan desa pada sehelai spanduk dimulai dari perwakilan tokoh agama Islam lalu diikuti perwakilan gereja dan pemdes setempat.
Kepala Desa Pinedapa Mardianus Ndele (51) mengatakan, Pinedapa dalam bahasa Napu pertemuan. kegiatan jelajah budaya dilakukan 186 anak-anak muda dari 24 desa berada di wilayah Kabupaten Poso.
“Sepanjang hari tadi melaksanakan jelajah budaya ke 16 suku berada di Desa Pinedapa, dengan menampilkan baju adat dan kulinernya. Sebenarnya ada 24 suku di wilayah desa Pinedapa ini,” imbuhnya.
Selaku pemerintah, ia berpesan ke semua elemen masyarakat, khususnya warga Kabupaten Poso , kiranya dalam kegiatan hari ini merupakan sejarah bagi desa Pinedapa.
“Kegiatan jelajah budaya ini tidak berakhir disini saja, tapi berkelanjutan,” sebutnya.
Ia menyebutkan, dipilihnya Desa Pinedapa sebagai desa keberagaman, sebab selama ini ada 24 suku mendiami Pinedapa.
“Hasil survey dari mereka sebelumnya ada 16 suku yang ada, tapi seiring berjalannya waktu sampai hari ini sudah 24 suku di antaranya, suku Buton, Bugis, Flores, Sanger, Bima, Toraja, Bali dan lainnya,” bebernya.
Ia mengatakan, sejarah desa Pinedapa ini tempat suatu pertemuan dari berbagai macam suku. Desa Pinedapa ini dibuka 1900 an suku Napu datang dari Lore.
“Hal sangat unik penduduk desa Pinedapa 1367 jiwa, tapi terdiri dari berbagai macam suku. Mereka hidup berdampingan, tidak ada menjadikan suatu penghalang berbeda-beda,” pungkasnya.
Pendeta GKST Eklesia Noniriwi mengatakan, dalam kegiatan jelajah budaya ini terdapat kebersamaan persatuan dan kesatuan sebagaimana semboyan bhineka tunggal Ika berbeda-beda tetap satu.
“Kegiatan jelajah budaya ini dikuti utusan dari berbagai daerah diwilayah kabupaten Poso,” ujarnya.
Ia mengatakan, walaupun belum lama tinggal di desa Pinedapa meski ada keberagam dan perbedaan tapi dapat disatukan dengan saling menghargai dan menghormati satu dan lainnya.
Reporter: IKRAM
Editor: NANANG