PALU – Pimpinan DPO Poso, Ali Kalora dan satu anggotanya, Jaka Ramadhan dinyatakan tewas saat baku tembak dengan Satgas Madago Raya, di Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng, Sabtu (18/09) petang.

Menanggapi hal itu, mantan Ketua Kelompok Jamaah Islamiyah (JI), Nasir Abbas, mengatakan, kekuatan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, akan semakin melemah dengan tewasnya Ali Kalora.

Dengan melemahnya kelompok ini, ia berharap, anggota lain menyerahkan diri. Sebab, kata dia, sudah tidak ada lagi ketua. Kecuali jika mereka masih bertahan dan langsung menunjuk satu ketua baru.

“Yang jelas, dengan tewasnya Ali Kalora, kekuatan mereka semakin melemah, karena nggak ada ketuanya,” kata Nasir, saat dihubungi Ahad (19/09) pagi.

Pria yang pernah terlibat dalam jaringan Al-Qaedah itu menambahkan, apa yang dilakukan satgas gabungan TNI/Polri untuk menjaga keamanan bangsa dan negara, bukan karena maksud membenci satu kelompok atau membenci satu agama.

“Kerja-kerja aparat TNI/Polri patut diapresiasi dalam rangka menjaga keamanan. Saya yakin seruan dari aparat dan pemerintah untuk menyerahkan diri, tapi mereka tidak mau, dan mereka terus melanjutkan. Dan inilah risiko bagi mereka,” tambahnya.

Ia juga menjelaskan, aparat harus mewaspadai langkah-langkah pembalasan yang dilakukan oleh anggota Ali Kalora yang tersisa.

Begitu juga, kata dia, dengan para pendukungnya saat menyambut jenazah Ali Kalora. Jangan sampai ada kegaduhan saat pemakaman kedua jenazah tersebut.

“Kita tetap wasapada, ini jangan sampai menjadi momen untuk aksi akibat dari respon aparat atau masyarakat yang tidak setuju dengan cara mereka membewa jenazah,” imbuhnya.

Ia juga mengatakan, dengan tewasnya pimpinan DPO Poso tidak akan menimbulkan rekasi dari kelompok lain seperti di daerah di Jawa. Menurut dia, kelompok teroris Poso berbeda dengan di daerah lain.

“Saya kira beda, beberapa kali kejadian di Poso tidak menimbulkan aksi atau reaksi dari kelompok di daerah lain. Itu menjukan urusan Poso ya urusan Poso, dan kelompok lain ya kelompok lain,” tutupnya.

Reporter : Nanang IP

Editor : Rifay