PALU – Satu nama yang digadang-gadang maju pada Pemilihan Rektor (Pilrek) Universitas Alkhairaat (Unisa) adalah seorang Guru Besar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Prof. Dr. H. Zainal Abidin. Namun dalam perjalanannya, yang bersangkutan memutuskan tidak ikut berkompetisi.
Padahal, Ketua MUI Kota Palu itu sendiri mendapatkan dukungan yang hampir merata di semua area pemilihan di lingkup Unisa.
Zainal kepada media ini, Ahad (17/03), mengatakan, dirinya tidak membalas surat permohonan kesediaan menjadi calon rektor, sebagai wujud rasa hormatnya kepada institusi Unisa yang telah memiliki banyak kader potensial dan layak memimpin institusi tertua di Sulawesi Tengah itu.
“Di Unisa sekarang sudah banyak dosen yayasan yang layak. Berikan mereka kesempatan. Mereka yang lebih memahami kondisi internal. Ibarat dokter, kader internal Unisa adalah spesialis yang sudah tahu obat apa yang dia berikan pada institusinya,” hematnya.
Ketua Dewan Pakar Pengurus Besar Alkhairaat itu menilai, kader internal tahu persis tentang Unisa, dan mereka sudah “berkeringat”.
“Bila mereka diberi kesempatan, saya yakin akan muncul kemampuan dan kelebihannya untuk membangun Unisa. Secara otomatis mereka juga mendapatkan pengalaman berharga bagaimana memimpin sebuah perguruan tinggi,” kata mantan Rektor IAIN Palu itu.
Terpisah, salah satu dosen di IAIN Palu, Dr. Muhtadin Dg. Mustafa, juga mengungkapkan alasannya untuk tidak ikut berkompetisi dalam Pilrek Unisa.
Dia sependapat dengan Prof Zainal untuk mendorong dosen yayasan dalam memimpin Unisa.
Mantan Wakil Rektor III IAIN Palu itu menilai, dosen yayasan di Unisa secara objektif menguasai permasalahan.
Secara akademik, lanjut dia, hampir semua dosen yayasan Unisa sudah berkualifikasi doktor dengan jabatan fungsional Lektor dan tersertifikasi.
“Sudah banyak dosen yayasan yang mampu dan memenuhi syarat dari segi kepangkatan , kemampuan akademik maupun pengalaman,” pungkasnya. (IWANLAKI)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.