MORUT – Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Anwar Hafid geram atas bencana banjir yang melanda Desa Malino, Kabupaten Morowali Utara (Morut), Rabu (20/8).
Banjir yang merugikan warga setempat itu disebut dipicu oleh aktivitas pertambangan PT Bumanik.
Dalam kunjungannya ke lokasi terdampak, Anwar Hafid dengan tegas memerintahkan penghentian seluruh aktivitas pertambangan di wilayah tersebut. Ia mengecam keras perusahaan tambang yang tidak taat aturan dan justru menyengsarakan masyarakat.
“Kerugian masyarakat ini harus segera diselesaikan. Saya bicara langsung, bukan lagi masyarakat. Saya tidak senang jika warga saya merugi karena tambang,” tegas Anwar Hafid.
Gubernur menegaskan pemerintah provinsi akan turun langsung bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta aparat setempat untuk menangani kondisi darurat.
Ia juga memastikan perusahaan terkait tidak bisa lepas tangan dari tanggung jawab.
Anwar menginstruksikan agar penanganan banjir dilakukan cepat, termasuk pemulihan akses jalan dan pemenuhan kebutuhan mendesak warga terdampak.
“Saya pastikan jajaran pemerintah provinsi, BPBD, dan aparat setempat akan turun langsung. Dan saya memastikan akan mengawal hingga perusahaan terkait tidak lari dari tanggung jawabnya,” ujarnya.
Berdasarkan penuturan salah seorang warga, banjir terjadi akibat jebolnya jalan hauling milik PT Bumanik yang tidak mampu menahan derasnya aliran air hujan.
Luapan air bercampur lumpur itu kemudian menghantam pemukiman warga, merendam jalan utama desa, dan menyebabkan kerusakan parah, bahkan beberapa rumah hanyut terbawa arus. **